Menkeu dan Bos Bank Sentral G20 Rembuk di AS Bahas Pengawasan Kripto
Pertemuan menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara-negara G20 kembali membahas pengawasan aset kripto.Pertemuan keempat tahun ini digelar di Washington DC, Amerika Serikat, Kamis petang waktu Indonesia (13/10).
Terdapat sejumlah hal terbaru terkait pengawasan kripto yang juga dilaporkan pada pertemuan hari ini. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan G20 sepakat untuk mengawasi secara ketat aset kripto.
"Sambil mempertimbangkan fitur baru aset kripto dan memanfaatkan keuntungannya," kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam pembukaan pertemuan hari kedua yang dimulai Kamis petang.
Lebih lanjut, Financial Stability Board (FSB) juga telah menyampaikan dua laporan terkait aset kripto kepada G20. Pertama, laporan tentang kondisi pasar dan aktivitas aset kripto terkini. Laporan tersebut mencakup rekomendasi untuk regulasi, hingga pengawasan aset kripto.
Kedua, laporan khusus terkait stablecoin. Dalam laporan ini terdiri atas revisi proposal untuk pengaturan stablecoin global untuk menutup kesenjangan yang ada.
Perry mengatakan, dua laporan ini akan menjadi pegangan soal perkembangan pasar kripto dan strategi untuk mempromosikan pentingnya prinsip aktivitas, risiko dan regulasi yang diperlukan.
"Sebagai bagian dari menjaga stabilitas keuangan global," kata Perry.
Selain soal kripto, negara-negara G20 juga akan melanjutkan pembahasan rencana sistem pembayaran lintas negara pada pertemuan hari ini. Perry menyebut G20 telah sepakat untuk mempercepat pembahasan soal penerapan peta jalan pembayaran lintas batas G20.
FSB juga diagendakan untuk melaporkan usulan pendekatan yang akan dipakai. Laporan tersebut juga akan disampaikan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 bulan depan di Bali.
G20 juga membahas terkait ketahanan siber di sektor keuangan. FSB, kata Perry, juga telah mengembangkan asesmen terkait pelaporan insiden siber.
Pertemuan juga akan membicarakan digitalisasi sistem pembayaran hingga pembiayaan inklusif. Para delegasi negara G20 juga akan membahas risiko keuangan terkait iklim.
Perry mengatakan, FSB telah menyerahkan laporan terkait pendekatan pengawasan dan peraturan sektor keuangan dalam kaitannya dengan perubahan iklim. "Kami ingin melihat panduan dan pandangan anda tentang kedua hal ini, pengawasan dan peraturan, untuk menyempurnakannya lebih lanjut," kata Perry.
Bulan depan, FSB dan The Network for Greening the Financial System (NGFS) rencananya bakal menerbitkan laporan bersama tentang analisis skenario iklim. Laporan ini akan memberikan referensi mendalam terkait isu risiko keuangan terkait iklim.