Nutrisi Masyarakat Berkorelasi dengan Pertumbuhan Ekonomi

Image title
25 September 2020, 07:00
Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk Axton Salim
Katadata
Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk Axton Salim.

Semakin banyak orang yang menaruh perhatian terhadap isu stunting atau gagal tumbuh anak dan malnutrisi, tak terkecuali Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk Axton Salim. Pengalaman Axton dalam sebuah proyek di Nusa Tenggara Timur (NTT) sewindu lalu membuatnya sadar bahwa masalah stunting merupakan tantangan besar Indonesia.

Putra konglomerat Anthony Salim itu kemudian melibatkan diri dalam program peningkatan nutrisi yang digagas Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Indofood merupakan satu dari 25 perusahaan besar yang bergabung dalam usaha mencegah stunting dan malnutrisi. 

Advertisement

"Konsepnya utilisasi perusahaan untuk membantu pemerintah lewat dua metode yaitu intervensi dan pencegahan," kata  Axton dalam diskusi webinar Katadata "SAFE Forum 2020: Investing in Youth" yang dipandu Desi Dwi Jayanti, beberapa waktu lalu.

Axton bekerja sama dengan perusahaan rintisan untuk memudahkan edukasi digital kepada masyarakat perihal pencegahan stunting. Berikut petikan wawancaranya: 

Anda sangat tertarik pada isu nutrisi masyarakat. Mengapa sangat bersemangat untuk terlibat investasi SDM ini ? 

Bila kita lihat ada korelasi antara nutrisi dan pertumbuhan ekonomi. Penduduk Indonesia yang berumur 15-64 jumlahnya saat ini 70% dan akan menjadi bonus demografi yang memberikan keuntungan ekonomi pada 2030. Hitungan dari Global Nutrition Report, jika berinvestasi US$ 1 dolar di bidang nutrisi, maka negara akan mendapat keuntungan 16 kali di masa depan.

Perhitungan keuntungan itu berasal dari negara tak perlu mengeluarkan uang untuk biaya layanan kesehatan. Produktivitas akan meningkat dan penyakit tidak menular yang bisa turun. Jadi negara tidak usah membantu untuk menangani penyakit.

Untuk Indonesia, kesempatannya juga besar karena ditambah obesitas jadi triple burden. Jadi perkiraannya setiap investasi US$1 maka uang yang akan kembali sebanyak US$ 48 dolar. Alasan itulah pentingnya intervensi  agar anak-anaknya sehat pintar bisa dilatih jadi aset negara.

Sejak kapan Indofood menyadari bahwa modal sumber daya manusia erat kaitannya dengan nutrisi?

Pengalaman kami bermula dari partisipasi di Project Laser Beam, di Kupang, NTT tahun 2012. Kegiatan itu kolaborasi, stakeholder mengajak beberapa perusahaan multinasional dengan donor, NGO, CSO, untuk mengatasi stunting khusus di Soe dan Kupang.

Ketika itu kami tidak mengerti tentang stunting atau malnutrisi di Indonesia. Di daerah tersebut prevalensi stunting 2 di antara 3 anak, lebih tinggi daripada nasional, which is 1 in 3 kids. Saya dengan teman-teman kantor perlu dua sampai tiga minggu belajar arti stunting dan mengapa perlu berpartisipasi. 

Program lainnya school feeding, program berupa perbaikan gizi anak sekolah melalui program makanan tambahan. Stunting itu kondisi gagal tumbuh anak yang disebabkan kurang gizi kronis dari kehamilan ibu sampai 2 tahun,  hanya bisa diintervensi di 1000 hari kehidupan.

Apabila terlambat akan terjadi penurunan kualitas SDM disebabkan berkurangnya kecerdasan dan pertumbuhan fisik. Kualitas kesehatan juga berkurang karena berisiko terhadap penyakit tak menular seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan jantung.

Stunting tak bisa diatasi dengan pencegahan sekali saja seperti vaksin. Kesadaran isu stunting dan malnutrisi ini perlu dilakukan terus menerus selama fase kehidupan. Yang perlu dipahami juga, sekali mengalami stunting dampaknya tiga generasi akan stunting. Ini isu jangka panjang.

Seberapa penting perbaikan gizi orang tua dalam masalah stunting ?

Kualitas gizi ibu juga penting, kekurangan gizi selama kehamilan akan menyebabkan tingginya angka kematian ibu. Beberapa mikronutisi yang diperlukan adalah ion zat besi dan folic acid yang menjadi dasar vitamin B untuk mencegah anemia dan memenuhi kesehatan. Kekurangan asam folat juga bisa menyebabkan cacat lahir pada otak.

Apa intervensi yang dapat dilakukan untuk mencegah stunting?

Intervensi relatif pendek itu 1000 hari pertama kehidupan (HPK) setara 2 tahun 9 bulan. Di masa itu perlu ada pendekatan preventif berupa peningkatan gizi mulai dari remaja putri serta edukasi agar mereka paham mencegah stunting. Intervensi dengan melayani balita dan ibu hamil di posyandu karena sudah tersebar di desa. 

Seberapa penting peran posyandu untuk menyelesaikan stunting ?

Posyandu adalah cara untuk mencapai  level komunitas, namun mereka operasionalnya bergantung kader dan tidak ada koneksi Kementerian Kesehatan. Dalam opini saya, ini menjadi kesempatan untuk meningkatkan kemampuan kader dan mempersiapkan kader bagi ibu hamil dan balita.  

Sejauh apa keterlibatan Indofood dalam program Scaling Up Nutrition (SUN) dari PBB ?

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement