Kami Upayakan Vaksinasi Covid-19 Tanpa Melihat Merek

Ameidyo Daud Nasution
3 Januari 2021, 10:00
Jubir Vaksinasi Nasional Siti Nadia Tarmizi (Ilustrasi: Joshua Siringo-Ringo)
Katadata
Juru bicara vaksinasi Kemenkes dr Siti Nadia Tarmizi (Ilustrasi: Joshua Siringo-Ringo)

Pemerintah telah menyiapkan vaksinasi Covid-19 usai izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Bahkan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memprediksi izin tersebut akan selesai dalam satu hingga dua pekan mendatang.

Kemenkes juga telah menyiapkan distribusi vaksin ke seluruh pelosok Indonesia. Imunisasi rencaananya akan dilakukan pada pekan ketiga Januari 2021.

Advertisement

"Harapannya minggu ketiga ketiga Januari bisa kick off," kata juru bicara vaksinasi nasional Covid-19 dr Siti Nadia Tarmizi dalam wawacara khusus dengan Katadata.co.id, beberapa hari lalu.

Bahkan Siti meminta masyarakat percaya dengan efektivitas virus corona. Dia juga yakin bahwa organisasi kesehatan dunia (WHO) telah menetapkan standar aman vaksinasi. Berikut petikan wawancara perempuan yang juga menjabat sebagai Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular dan Zoonotik Kemenkes itu dengan Ameidyo Daud dan Ivan Jonathan dari Katadata.co.id beberapa waktu lalu: 

Bagaimana tahapan vaksinasi awal tahun ini ?

Tetap pada rencana yang disampaikan. Jadi kami menunggu hasil laporan interim dari uji klinis tahap tiga yang akan dikeluarkan Unpad. Tapi saya belum tahu apakah informasinya secara terbuka ke publik atau hanya laporan interim dari tim Unpad kepada Sinovac. Yang pasti kita tetap mengawal kapan izin emergency use of authorizationnya keluar.

Dari pemantauan Kemenkes, kapan kira-kira izin darurat keluar ?

Harapannya minggu ketiga (Januari) sudah benar-benar terealisasi sehingga kami bisa melakukan kick off untuk vaksinasi Covid-19 ini. Termasuk juga terkait kehalalan yang akan disampaikan atau dikeluarkan oleh MUI.

Seperti apa tahapan yang berlangsung di BPOM ?

BPOM melakukan kajian bukan hanya berdasarkan data yang didapatkan dari hasil uji klinis di Unpad tetapi juga meminta berbagai data terkait izin Sinovac di negara-negara lain seperti Turki dan Uni Emirat Arab.

Berapa sasaran awal vaksin ini ?

Fase pertama itu untuk tenaga kesehatan sebanyak 1,3 juta sasaran.

Kapan vaksinasi dilakukan kepada masyarakat umum ?

Kalau petugas publik itu Januari sampai April, total lebih dari lima juta. Yang pasti Januari ini kita akan mulai dengan 1,3 juta vaksin Sinovac yang sudah datang dan rencana 1,8 juta ini di awal Januari.

Ini untuk tenaga kesehatan di 34 Provinsi ?

Iya… dan kami akan mulai memberikan pelayanan publik dan lansia, karena (izin) untuk lansia itu masih menunggu dari hasil dari BPOM untuk penggunaannya.

Berarti vaksinasi untuk lansia tak hanya harus menggunakan izin darurat saja ?

Iya, dan untuk lansia ada rekomendasi dari ITAGI (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization) untuk penggunaannya.

Lalu kapan rencana vaksinasi untuk masyarakat biasa ?

Kalau kami bicara pelayan publik itu kan masyarakat juga kan sebenarnya. Maka kami juga mengutamakan dulu, contohnya seperti imam masjid, itu kan juga masyarakat sebenarnya. Selain itu pendeta, pastur, polisi, TNI, kemudian tokoh masyarakat, tokoh agama, pengelola pesantren, guru, tenaga pendidik, itu juga kami golongkan semuanya sebagai masyarakat. Tapi kalau misalnya karyawan, pekerja di pabrik itu kan mereka lebih tertutup, tidak memberikan pelayanan publik. Artinya interaksi dengan masyarakat umum kan jauh lebih sedikit, jadi mereka nanti akan menunggu ketersediaan vaksin berikutnya.

Setelah itu baru masyarakat menjalani vaksinasi setelah April 2021 ?

Betul

Kalau pemerintah mengejar herd immunity mengapa tak semua penduduk divaksin ?

Karena kami tahu untuk menciptakan kekebalan kelompok tidak harus 100% penduduk divaksinasi untuk membentuk proteksi kelompok. Proteksi kelompok ini yang nantinya akan menjadi pelindung bagi populasi lain yang tidak mendapat vaksinasi. Ini karena virusnya sudah dikalahkan oleh kekebalan kelompok tadi sehingga tidak menginfeksi orang lain.

Seberapa besar potensi masyarakat yang tak menjalani vaksinasi terkena Covid-19 ?

Kalau imunisasi kan prinsipnya untuk memutuskan rantai penularan di dalam masyarakat serendah-rendahnya dengan menciptakan kekebalan kelompok. Jadi, kalau nanti kekebalan ini muncul, tentunya penyakitnya menjadi hilang dengan sendirinya. Tapi masih memungkinkan orang lain terinfeksi. Makanya walau sudah imunisasi, harus tetap 3M (mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak). Ini harus dipahami juga karena ada faktor manusia yang harus diberi kekebalan. Sedangkan dari sisi lingkungan, ada kekebalan kelompok yang membentengi manusia dan kelompoknya. Dengan kombinasi itu penyakit bisa dicegah dan bisa dikendalikan.

Dengan sasaran 181 juta, apakah sisa masyarakat yang lain akan aman dari corona ?

Aman, contohnya imunisasi cacar atau polio pada bayi, kan tidak 100 persen semua bayi imunisasi. Tetapi dengan mencapai angka minimal diharapkan sudah membentuk herd imunity itu yang kita kejar. Makanya 181 juta ini harus kita kejar untuk partisipasi masyarakatnya tinggi, untuk melindungi sisa yang 80 juta. Kalau penduduk kita 260 juta berarti tinggal 80 juta lagi yang belum tervaksinasi, atau tidak mungkin dilakukan vaksinasi.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement