Meningkatnya Adopsi Keuangan Digital dan Uang Kripto di e-Commerce

Desy Setyowati
21 Februari 2021, 09:30
Victor Lesmana
Katadata
President BukaFinancial & Digital Victor Lesmana

Seiring pembatasan ruang gerak dan kegiatan masyarakat selama pandemi Covid-19,  produk digital e-commerce Bukalapak makin berkibar. Layanan yang paling diminati masyarakat antara lain pembelian token listrik dan pulsa.

“Memang menarik karena ada kenaikan transaksi secara virtual dibandingkan tahun sebelumnya. Bisa dua kali lipat,” kata President BukaFinancial & Digital Victor Lesmana kepada Katadata.co.id, belum lama ini.

Advertisement

Meski masih menghadapi tantangan dalam pengembangan warung digital terutama di daerah, Victor optimistis masyarakat Indonesia bisa beradaptasi dengan cepat. “Bagaimana kami bisa memahami perilaku pengguna supaya bisa menjangkau mereka,” ujarnya.

Victor sempat menyinggung mengenai potensi penggunaan mata uang kripto dalam perdagangan di Bukalapak. Bukalapak tak sekadar menimbang regulasi, tapi sejauh mana perkembangan penggunaan mata uang tersebut di masyarakat.

"Kami wait and see supaya jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan merugikan konsumen," kata dia dalam wawancara dengan Desy Setyowati dan Yuliawati dari Katadata.co.id. Berikut petikannya:

Bagaimana perkembangan transaksi produk digital Bukalapak saat pandemi ?

Saat ini produk kita dibagi menjadi dua distribusi kanal yang besar, yaitu melalui aplikasi marketplace dan melalui mitra. Kami memiliki 42 produk yang terbagi dalam beberapa kategori, seperti prabayar,  pascabayar, travel, kemasyarakatan, entertainment, kemudian yang bersifat offline seperti mobil, motor dan rumah.

Dari sisi transaksi selama masa pandemi memang menarik karena ada kenaikan transaksi secara virtual dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.  Kenaikan yang tinggi yakni tagihan listrik dan paket data karena selama pandemi banyak yang bekerja dan belajar dari rumah. Tentu beberapa kategori seperti travel atau entertainment mengalami penurunan.

Perbandingan kontribusi produk digital di marketplace dan mitra Bukalapak seperti apa?

Sebenarnya hampir sama, biasanya produk di aplikasi marketplace jauh lebih menantang karena diakses oleh semua orang. Kebutuhan di mitra Bukalapak kan lebih banyak diakses oleh pengguna sehari-hari, seperti token listrik. Sedangkan di aplikasi marketplace, perkembangannya cukup merata di tagihan seperti kartu kredit, multipanel, dan isi voucher.

Apakah Mitra Bukalapak di daerah juga mengalami peningkatan transaksi saat pandemi ?

Di daerah cukup meningkat misalnya pembayaran pulsa atau pembayaran tagihan lainnya. Karena dengan ada pembatasan, mereka tak bisa pergi jauh ke ATM atau gerai.  Mungkin karena terjadi peningkatan transaksi, baik digital maupun eksponensial. Itu menjadi tren yang positif karena membantu masyarakat menghindari bepergian yang terlalu jauh. Kami juga mau mitra Bukalapak membantu menjangkau masyarakat yang masih butuh waktu mengadopsi digital.

Untuk warung, apakah ada perbedaan transaksi sebelum dan sesudah pandemi ?

Penggunaan dan adopsi QRIS memang meningkat dari awalnya orang belum terbiasa. Selama tiga bulan terakhir di 2020, kenaikannya bisa sampai dua kali lipat. Lalu selama pandemi, BI menggratiskan biaya QRIS. Ini membantu merchant untuk menawarkan pembayaran dengan QRIS agar pencatatan menjadi lebih baik. Kalau menggunakan tunai, pencatatannya agak susah. Memang masih awal, karena adopsi e-money di daerah ini masih baru. Tapi trennya positif dan berpeluang terus meningkat.

Ini menunjukkan orang mulai terbiasa bertransaksi secara digital. Ini ekosistem yang baik, karena mereka menggunakannya di warung juga. Mitra juga mendapatkan transaksi dari e-money seperti OVO, GoPay, dan DANA juga.

Untuk 2021, apakah Bukalapak telah menyiapkan produk baru untuk transaksi digital ?

Kami melihat untuk produk yang sudah muncul 2020 masih banyak potensi yang dapat digarap. Belum semua daerah sudah mengadopsinya dan belum aware serta terbiasa. Untuk melahirkan produk baru, kami akan cukup selektif karena saat ini sudah memiliki cukup banyak produk pada platform kami. Kami selektif dengan melihat apa yang paling dibutuhkan oleh masyarakat. Misalnya kalau ada produk - produk yang ternyata masih dibutuhkan dan ada gap yang belum terisi, kami baru akan fokus ke sana.

Kira-kira berapa persen kontribusi dari pengembangan produk digital terhadap target pertumbuhan Bukalapak pada 2021 ?

Dari sisi kontribusi sudah positif secara keseluruhan, sesuai visi kami untuk menjadi perusahaan Unicorn dengan kontribusi finansialnya positif dan pengguna yang lebih loyal. Bila mengembangkan produk - istilahnya burning money- itu bisa dimanajemeni lebih baik dengan produk - produk digital dan akan membantu performa perusahaan.

Selain pulsa, apakah ada produk digital yang potensial lainnya?

Kalau untuk marketplace, kebanyakan penggunanya adalah hardcore user teknologi. Jadi memang determinasinya bisa menjadi lebih besar. Kalau di aplikasi mitra Bukalapak, karena memang kebanyakan adalah warung - warung, jadi yang memakai itu pekerja harian yang penggunaannya tak sebesar jika full online, paling hanya puluhan ribu.

Karena itu kami memang fokusnya lebih banyak ke inovasi misalnya produk finansial seperti menabung emas (BukaEmas), sehingga masyarakat itu bisa menabung dari kecil seperti Rp 5.000 sampai Rp 10 ribu. Di masyarakat Indonesia emas menjadi salah satu sarana penyimpanan aset.

Produk emas ini diburu saat ekonomi tidak stabil. Ke depan apakah potensinya akan terus menarik ?

Kalau dari sisi produk, saya rasa ada beberapa segmen yang menggunakan emas sebagai sarana alokasi aset kalau situasi tidak pasti. Sedangkan kalau ekonomi berkembang, akan masuk ke aset lain. Tapi, itu tergantung market ke depan. Kami juga akan terus melihat produk-produk apa lagi yang diminati tapi saat ini, dalam jangka pendek, kami melihat emas masih dimanfaatkan.

Selain itu, apakah mata uang kripto bisa menjadi peluang Bukalapak jika regulasinya sudah jelas ?

Peluang sudah ada. Ini bukan hanya terkait regulasi di Indonesia, tetapi juga global. Bitcoin misalnya, peningkatannya luar biasa. Di satu sisi, ini produk yang bukan hanya tergantung regulasi, tapi tidak mudah dimengerti. Kami harus lihat dalam jangka panjang apakah membawa mudarat atau manfaat.

Kalau dari manfaat baik, regulasi ada, dan dari sisi konsumen baik, kami akan lihat. Tapi kalau belum, kami wait and see supaya jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan dan merugikan konsumen.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement