Industri semen domestik dalam beberapa tahun terakhir mengalami kelebihan suplai. BUMN Semen pun mengusulkan agar suplai tersebut antara lain dapat diserap untuk pembangunan jalan.
Direktur Utama PT Semen Batu Raja Tbk Jobi Tiananda Hasjim menjelaskan sebagian besar aspal yang digunakan untuk membangun jalan masih diimpor. Ia pun mengusulkan untuk mengganti sebagian bahan pembuatan jalan dari aspal ke semen yang diproduksi di dalam negeri. Apalagi, semen dinilai lebih kuat dan memiliki kualitas lebih baik dari aspal.
"Kami mengusulkan agar jalan kelas satu dan dua dilapisi dengan semen. Karena aspal masih impor, tapi semen dari dalam negeri," ujar Direktur Utama Semen Batu Raja Jobi Triananda Hasjim di Jakarta, Selasa (19/2).
(Baca: Menilik Persaingan Holding Rumah Sakit BUMN dengan RS Swasta)
Indonesia saat ini mengalami kelebihan pasokan semen mencapai 42-45 juta ton. Hingga akhir tahun lalu, total kapasitas nasional terpasang sebanyak 120 juta ton, sedangakan penyerapannya hanya mencapai 70 juta ton.
Selain mengusulkan penggantian bahan baku jalan dari aspal ke semen, BUMN juga tengah mengembangkan hilirisasi produk guna mengatasi masalah kelebihan suplai tersebut.
PT Semen Indonesia Tbk antara lain menyiapkan beberapa limbah yang akan diolah menjadi alternatif bahan bakar, serta menyediakan ekosistem berbasis digital yang dapat dimanfaatkan untuk seluruh stakeholder.
(Baca: Erick Rombak Pengurus BRI, Wamen BUMN Kartika Jabat Komisaris Utama)
"Kami sudah bertransformasi menyediakan alat dan keahlian. Kedepannya kami menuju produk yang siap konsumsi," kata Direktur Utama Semen Indonesia Hendi Priyo Santos0.
Perusahaan saat ini telah membuat produk bata ringan, mortar atau semen instan, serta tinta digital printing yang digunakan untuk mencetak panel-panel, sehingga mampu mempercepat konstruksi.]