Indofarma Ekspansi Bisnis Kawasan Industri Alat Kesehatan

ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Pengunjung melihat alat-alat kedokteran dan alat kesehatan pada Pameran Pembangunan Kesehatan 2019 di ICE Serpong, Tangerang. BUMN Farmasi, PT Indofarma tengah mengembangkan kawasan industri farmasi di Cibitung, Bekasi.
Editor: Ekarina
6/2/2020, 12.21 WIB

Emiten famasi terus berekspansi guna mengakselerasi bisnis. Seperti yang dilakukan BUMN farmasi PT Indofarma Tbk (INAF) tengah mengembangkan kawasan industri khusus alat kesehatan di Cibitung, Bekasi, Jawa Barat. 

Kawasan industri farmasi tersebut memiliki luas lahan sekitar 4,5 hektar. Direktur Utama Indofarma Arief Pramuhanto menjelaskan kawasan ini, dapat menampung tujuh sampai delapan pabrik alat kesehatan yang akan memproduksi furnitur rumah sakit hingga alat elektrik rumah sakit.

Adapun masing-masing pembangunan pabrik diperkirakan membutuhkan investasi sebesar Rp 400-900 miliar. Arief berharap dengan pengembangan kawasan tersebut dapat menyumbang terhadap pendapatan perusahaan lini bisnis alkes hingga 30% atau sebesar Rp 700 miliar, dari yang sebelumnya hanya sekitar Rp 10%.

(Baca: Holding Farmasi Target Kuasai 10% Pangsa Pasar Industri di 2020)

Selain itu, dengan adanya pabrik-pabrik tersebut diharapkan bisa  menambah tingkat kandungan lokal pada alat kesehatan produksi sebesar 50-70%.

"Jadi kami ingin mengurangi impor, dan ingin meningkatkan komponen lokal," kata Arief, di Jakarta, Rabu (5/2).

Adapun, industrial estate tersebut ditargetkan akan mulai beroperasi pada kuartal kedua atau ketiga pada tahun ini.

(Baca: Bio Farma Proyeksi Butuh 15 Tahun untuk Temukan Vaksin Virus Corona)

Untuk mengoperasikan pabrik-pabrik yang berada di kawasan itu, nantinya Indofarma akan menggandeng pihak lain melalui kerja sama operasi atau menggunakan skema joint venture (JV). Namun ia enggan menyebutkan perusahaan yang tengah dijajaki. 

"Jadi dari sisi teknologi terkait diagnostik kami sudah punya, kami kontribusi disitu, mereka dari sisi mesin-mesin yang lebih berteknologi tinggi," kata dia.

Reporter: Fariha Sulmaihati