AP II Sebut Penumpang Pesawat Turun karena Tiket Mahal dan Jalan Tol

ANTARA FOTO/FIKRI YUSUF
Penumpang menaiki pesawat udara di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali. Jumlah penumpang pesawat tahun ini turun drastis karena harga tiket yang mahal serta rampungnya pembangunan jalan tol di Jawa dan Sumatera.
Penulis: Happy Fajrian
22/12/2019, 15.55 WIB

PT Angkasa Pura II (AP II) mengungkapkan bahwa jumlah penumpang di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, sepanjang 2019 turun hingga 11 juta penumpang menjadi hanya 54,2 juta penumpang dari 65,6 juta penumpang sepanjang 2018.

Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin menjelaskan, jumlah penumpang di seluruh bandara yang dikelola perusahaan sepanjang tahun ini turun 18,85%. “Kami perkirakan pergerakan penumpang  berpotensi menurun 18% menjadi 90,5 juta,” katanya di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Minggu (22/12).

Berdasarkan data, penurunan terbesar terjadi di Bandara Soekarno-Hatta, bahkan jauh di bawah jumlah keseluruhan penumpang tiga tahun lalu sepanjang 2016, yakni 58,1 juta penumpang.

Direktur Teknik AP II Djoko Murdjatmodjo menjelaskan penyebab turunnya jumlah penumpang lantaran harga tiket yang mahal dan banyaknya infrastruktur transportasi lain yang sudah terbangun, yakni Tol Trans Jawa dengan Tol Trans Sumatera.

(Baca: Jumlah Penumpang Diramal Turun, Angkasa Pura II Tak Turunkan Investasi)

“Di dalam penerbangan, tidak hanya satu penyebabnya di seluruh dunia pun pergerakan turun. Kita kena imbas karena adanya isu yang dihembuskan terkait harga tiket, bagasi berbayar,” katanya.

Padahal, menurut dia, sejak dahulu dalam penerbangan berbiaya murah atau Low Cost Carrier (LCC), bagasi memang tidak termasuk dalam komponen harga tiket. “Penerbangan LCC, bagasinya pasti berbayar. Komponen tarif itu tidak ada bagasi,” katanya.

Djoko menyebutkan daya beli masyarakat juga berpengaruh karena adanya tiket mahal dan bagasi berbayar itu. Faktor lainnya, yakni membaiknya infrastruktur transportasi lain, seperti tol, terutama untuk penerbangan di wilayah Jawa.

“Di Jawa infrastruktur darat yang cukup membaik. Tol saat ini cukup tinggi. Di udara justru rendah. Di satu sisi kondisi memang bergerak,” katanya.

(Baca: Angkasa Pura II Tunggu Kajian BPKP untuk Beli Saham Bandara Kertajati)

Namun, Djoko optimistis permintaan akan terus tumbuh karena pertumbuhan penumpang pesawat di Indonesia dinilai lebih baik, yakni 4% dibanding negara lainnya yang hanya tumbuh 3%..

Sementara itu, bandara AP II lainnya yang mengalami penurunan jumlah penumpang yang cukup besar yakni Bandara Kualanamu yang mengalami penurunan 2,5 juta penumpang menjadi 7,9 juta penumpang sepanjang 2019 dari 10,4 juta penumpang sepanjang 2018.

Sedangkan Bandara Soekarno-Hatta menyumbang 60% dari pergerakan penumpang di seluruh pergerakan di seluruh bandara AP II. Sehingga Bandara Soekarno-Hatta masih menyumbang 60% pendapatan perusahaan.

(Baca: Utak-Atik Taktik Pemerintah Turunkan Harga Tiket Pesawat)

Reporter: Agatha Olivia Victoria, Antara