Kementerian BUMN: Calon Dirut Mandiri dari Internal Perusahaan

KATADATA
Ilustrasi, Logo Bank Mandiri. Kementerian BUMN menyatakan Direktur Utama Bank Mandiri berasal dari internal perusahana.
6/12/2019, 14.50 WIB

Kementerian BUMN sudah mengantongi nama Direktur Utama (Dirut) PT Bank Mandiri Tbk. Penunjukkan Dirut baru bakal disahkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Bisa (RUPSLB) pada Senin (6/12). 

Staf Khusus Kementerian BUMN Arya Sinulingga menyebutkan posisi Dirut Bank Mandiri yang saat ini kosong akan diisi oleh internal perusahaan. "Dari intenal, lihat saja nanti," ujar Arya, di Kantor Kementerian BUMN, Jumat (6/12).

Santer dikabarkan Direktur Corporate Banking Royke Tumilaar dan Direktur Bisnis dan Jaringan Hery Gunardi akan menjadi Dirut Bank Mandiri. Ketika dikonfirmasi kepada Arya, ia belum bisa memberikan informasi lebih lanjut.

Sebelumnya, Direktur Utama Bank Mandiri diisi oleh Kartika Wirjoatmodjo. Namun, saat Erick Thohir menjabat sebagai Menteri BUMN, Kartika diangkat sebagai Wakil Menteri BUMN II.

(Baca: Mandiri Sebut Belum Ada Progres dari Proses Penyelamatan Bank Muamalat)

Sejak Erick menjadi Menteri BUMN, ia telah merombak jajaran direksi dan komisaris di tiga BUMN, yaitu Pertamina (Persero), Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), Bank Tabungan Negara (BTN).

Namun, Arya menyebutkan pihaknya akan melakukan evaluasi pada seluruh BUMN. Perombakan direksi dan komisaris bisa terjadi apabila kinerja BUMN yang dipimpinnya kurang memuaskan.

"Yang bagus harus diteruskan, kalau kurang apa boleh buat pasti diganti. Tidak harus kosong (jabatan) tapi sesuai evaluasi," ujarnya, di Jakarta, Jumat (15/11).

(Baca: Bank Mandiri Target Laba Tumbuh 7% Tahun Depan)

Bank Mandiri mengantongi laba bersih Rp 20,3 triliun sepanjang Januari hingga September tahun ini. Perolehan laba bersih tersebut meningkat 12% dari kuartal ketiga 2018.

Meski masih bisa naik dua digit, pertumbuhan laba Bank Mandiri kuartal ketiga tahun ini lebih rendah dari tahun lalu yang mencapai 20%. Perlambatan laba bersih Bank Mandiri sudah terjadi sejak tahun lalu.  

Sebelumnya, kinerja Bank Mandiri pernah merosot 17,6 persen pada 2016. Bank BUMN itu hanya meraih Rp 12 triliun dari Rp 14,6 triliun pada 2015.

Penurunan tersebut terjadi karena meningkatnya biaya pencadangan untuk antisipasi lonjakan kredit bermasalah. Data selengkapnya terkait kinerja keuangan Bank Mandiri dalam grafik Databoks berikut ini:

Reporter: Fariha Sulmaihati