PT Garuda Indonesia Tbk sudah menjual 57% dari total bangku yang disediakan di saat hari raya Natal dan Tahun Baru. Maskapai menyediakan 967.771 bangku reguler dan 2.495 kursi penerbangan tambahan.
Direktur Niaga Garuda Indonesia Pikri Ilham Kurniansyah menyatakan penjualan tiket akan melonjak mendekati Natal dan Tahun Baru. Sebab, masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan membeli tiket mendekati hari keberangkatan.
"Orang Indonesia memiliki kebiasaan membeli tiket last minute, karena menunggu gajian," ujar Pikri, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (26/11).
(Baca: Sriwijaya-Garuda Pecah Kongsi, Menhub: Harga Tiket Bisa Bersaing)
Garuda mencatat dari 100 rute penerbangan domestik, terdapat 10 rute yang melonjak signifikan, di antaranya Denpasar, Medan, Surabaya, Yogyakarta, Labuan Bajo, Semarang.
Untuk itu, pihaknya telah menyediakan pesawat berbadan besar untuk menghadapi lonjakan penumpang. Pesawat tersebut akan dioperasikan untuk rute penerbangan yang memiliki bandara besar, seperti Surbaya, Denpasar, serta Medan. Adapun jenis pesawat yang akan digunakan yaitu Boeing 777 dengan kapasitas 303 penumpang.
Menurutnya, dengan mengganti jenis pesawat dengan yang berbadan besar dinilai lebih efektif dibandingkan menyediakan penerbangan tambahan. Karena bisa menjaga kepadatan bandara dan menghindari adanya penundaan waktu penerbangan atau delay.
"Kalau bandara terlalu padat, itu bisa terjadi delay, dan berdampak pada performance pesawat," kata dia.
Namun, penambahan penerbangan bisa dilakukan untuk rute-rute yang tidak memilik bandara besar, seperti Labuan Bajo, Semarang, Yogyakarta (Bandara Adisucipto.
Ia pun memastikan Garuda tetap menjaga ketepatan waktu penerbangan (OTP) sebesar 91%. Adapun targetnya hingga akhir penumpang Garuda bisa mencapai 50 juta.
(Baca: Pecah Kongsi, Sriwijaya Air Sebut Kerja Sama dengan Garuda Bikin Boros)