Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai pemegang saham PT Kimia Farma (Persero) Tbk., merombak jajaran direksi perusahaan farmasi tersebut. Honesti Basyir yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama, diganti oleh Verdi Budidarmo yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Produksi & Supply Chain.
Keputusan tersebut diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) perusahaan yang digelar hari ini, Rabu (18/9), di Hotel Borobudur, Jakarta. Selain itu, Direktur Keuangan I.G.N. Suharta Wijaya juga diganti oleh Pardiman yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Keuangan PT Bio Farma (Persero).
Dengan demikian, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Kimia Farma dengan adanya perombakan tersebut menjadi sebagai berikut:
Dewan Komisaris
- Komisaris Utama: Untung Suseno Sutarjo
- Komisaris Independen: Wahono Sumaryono
- Komisaris Independen: Nurrachman
- Komisaris: Subandi Sardjoko
- Komisaris:Chrisma Aryani Albandjar
Direksi
- Direktur Utama: Verdi Budidarmo
- Direktur Keuangan: Pardiman
- Direktur Pengembangan Bisnis: Imam Fathorrahman
- Direktur Produksi dan Supply Chain: Andi Prazos
- Direktur Umum dan Human Capital: Dharma Syahputra
(Baca: Demi Tambah Modal, Kimia Farma Akan Terbitkan 1,57 Miliar Lembar Saham)
Dalam Rangka Pembentukan Holding BUMN Farmasi
Pemegang saham pengendali, dalam hal ini pemerintah yang diwakilkan oleh Kementerian BUMN, mencopot kedua direksi Kimia Farma tersebut bukan tanpa alasan. Honesti dan Suharta dipindahkan ke Bio Farma di mana masing-masing akan menjabat sebagai direktur utama dan direktur keuangan.
Pemindahan terssebut merupakan bagian dari langkah pemerintah untuk membentuk holding BUMN farmasi, di mana Bio Farma bakal bertindak sebagai induk holdingnya. Ada pun, holding BUMN farmasi ini prosesnya sudah mencapai sekitar 95% dan diperkirakan bakal rampung pada akhir bulan ini atau pada bulan Oktober 2019.
"Pembahasan di Kementerian Keuangan sudah. Tinggal tandatangan Presiden (Joko Widodo). Harapannya September-Oktober ini jadi (holding)," kata Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi Kementerian BUMN Wahyu Kuncoro saat ditemui usai RUPSLB.
(Baca: Menperin: Industri Farmasi Nasional Tumbuh 4,46% Tahun Lalu)