Pendapatan Naik dan Efisiensi, Semester I Garuda Raih Laba Rp 339 M

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Pesawat Garuda di Hangar GMF,  Tanggerang,  Banten. Garuda Indonesia berhasil mencatatkan kinerja positif pada semester I 2019 dengan raihan laba sebesar Rp 339 miliar. Pada periode yang sama tahun lalu Garuda membukukan kerugian hingga Rp 1,6 triliun.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
1/8/2019, 13.46 WIB

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) mencatatkan kinerja positif pada semester I 2019 dengan mencatatkan laba yang dapat diatribusikan kepada pemiliki entitas induk senilai US$ 24,1 juta atau setara Rp 339 miliar (kurs: Rp 14.088 per dolar AS). Pada periode yang sama tahun lalu, maskapai pelat merah ini merugi hingga US$ 116,8 juta atau lebih dari Rp 1,6 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan Garuda semester I 2019 yang dirilis pada Rabu (31/7), peningkatan laba ini sejalan dengan total pendapatan usaha perusahaan yang tumbuh 9,76% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi US$ 2,19 miliar dibanding US$ 1,99 miliar pada periode yang sama 2018.

Pendapatan usaha Garuda dikontribusi dari naiknya penerbangan berjadwal sebesar 8,8% yoy menjadi US$ 1,85 miliar dari US$ 1,70 miliar di semester I 2018. Lalu, pendapatan lainnya juga naik 27,1% yoy menjadi US$ 334 juta dari US$ 262 juta. Namun, tercatat pendapatan usaha dari penerbangan tidak berjadwal mengalami penurunan hingga 86,4% yoy menjadi US$ 4,37 juta dari US$ 32,2 juta.

(Baca: Rugi di 2018, Garuda Optimistis Hasilkan Laba US$ 70 Juta Tahun Ini)

Pada pos penerbangan berjadwal tercatat pendapatan dari penerbangan penumpang naik 7,21% yoy menjadi US$ 1,68 miliar pada semester I 2019 dari US$ 1,56 miliar. Kenaikan juga ditopang oleh bisnis kargo Garuda yang mengalami kenaikan 29,8% yoy menjadi US$ 161,6 juta dari US$ 124,4 juta.

Sementara, pada pos pendapatan lainnya, raihan laba dikontribusi oleh naiknya pendapatan dari pemeliharaan dan perbaikan pesawat. Pada semester I 2019 Garuda mampu mengantongi pendapatan dari pemeliharan dan perbaikan pesawat senilai US$ 122,2 juta, naik hingga 22,6% yoy dari US$ 99,7 juta pada periode yang sama tahun lalu.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin