Bangun 100 Ribu Rumah hingga Mall, Ini Sederet Rencana Bisnis Lippo

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A
Foto aerial pembangunan gedung-gedung apartemen di kawasan Meikarta, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa (16/10/2018).
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Ekarina
20/6/2019, 19.00 WIB

PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) akan fokus pada tiga kompetensi bisnis tahun ini. Di bawah tampuk kepemimpinan Chief Executive Officer (CEO) Lippo Karawaci yang baru, John Riady  perusahaan akan ekspansi  bisnis perumahan di daerah perkotaan (urban housing), lifestyle malls, dan layanan kesehatan.

Pada lini bisnis perumahaan, putra pertama James Riady itu mengatakan perusahaan bakal membangun 100.000 rumah. Dari total landbank yang dimiliki perusahaan saat ini sekitar 8.000 hektare, sekitar 1.300 hektare di antaranya menurutnya siap untuk dibangun perumahan. Adapun investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan tersebut mencapai Rp 100 triliun untuk 5-10 tahun ke depan.

Rencana pembangunan perumahan tersebut, merupakan bagian dari keseluruhan bisnis Lippo Karawaci, baik PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) dan PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk (GMTD). "Tentu lini bisnis perumahan menjadi ujung tombak perusahaan, core bisnis Lippo Karawaci," kata John ketika mengadakan Halal Bihalal bersama media di Jakarta, Kamis (20/6).

(Baca: Lippo Karawaci Kantongi Dana Hasil Jual Saham Rp 11,2 Triliun)

Dalam membangun 100.000 hunian tersebut, Lippo Karawaci bakal menggandeng perusahaan private equity, salah satunya Gateway Partners LLC (Gateway Partners). Perusahaan tersebut, menjadi salah satu korporasi yang siap mengeksekusi tambahan saham Lippo Karawaci melalui skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) alias rights issue.

Pembangunan perumahan itu menjadi rencana bisnis jangka menengah perusahaan, termasuk di antaranya megaproyek Meikarta. Dalam proyek tersebut, total unit yang bakal dibangun untuk Fase 1A sebanyak 22.500 unit yang targetnya dapat diselesaikan pada akhir 2020 atau awal 2021 mendatang.

Dia mengatakan, Lippo Karawaci bakal fokus melakukan ekspansi hunian di dalam negeri karena prospeknya yang bagus.

John menilai, bisnis properti memiliki berpotensi tumbuh ke depan karena terdorong berbagai sentimen positif. Seperti stabilitas politik seiring dengan selesainya Pemilihan Umum Presiden, di mana petahan Joko Widodo kembali terpilih menjadi presiden selama 5 tahun ke depan meski masih menunggu keputusan dari hasil sidang Mahkamah Konstitusi yang bakal diumumkan akhir bulan ini. "Momennya pas, dengan Jokowi terpilih lagi, memberikan momentum positif," katanya.

(Baca: Bidik Penjualan Rp2 Triliun, Lippo Karawaci Pacu Penyelesaian Meikarta)

Sentimen positif lain juga menurutnya berasal dari kebijkan baru Kementerian Keuangan, yang pada Rabu (20/6) yang mengubah ketentuan batasan nilai kelompok hunian mewah yang dikenai Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) 20% dari semula Rp 5-10 miliar menjadi Rp 30 miliar. 

Dengan adanya keputusan tersebut, menurut John, menandakan dukungan pemerintah dalam mendorong masyarakat memiliki hunian.

Selain itu, peningkatan peringkat utang Indonesia oleh lembaga pemeringkat internasional Standard and Poor's (S&P) dari BBB- menjadi BBB dengan prospek stabil, memberikan dampak positif kepada bisnis properti.

Termasuk ekspektasi penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) 7 Days Repo Rate. "Semua tertata dengan baik, membuat ini menjadi momentum yang positif," kata John.

Pembangunan Mall Terbesar

Sementara di lini bisnis pusat perbelanjaan, Lippo Karawaci berencana membangun pusat perbelanjaan bernama Orange County yang berlokasi di Cikarang, Jawa Barat atau tepat berada di sebelah Meikarta. Proyek tersebut akan dibangun pada tahun depan."Pusat perbelanjaan ini akan menjadi salah satu yang terbesar di Indonesia," katanya.

John menilai, di kawasan tersebut seperti Bekasi dan Karawang, dengan populasi dan kepadatan saat ini, keberadaan pusat perbelanjaan di wilayah tersebut masih tergolong sedikit. Lippo memiliki pusat perbelanjaan Lippo Cikarang, namun John menilai umurnya sudah tua yaitu sekitar 20 tahun.

Meski saat ini banyak pusat perbelanjaan yang tengah lesu karena peralihan budaya belanja melalui online, namun John tetap optimis dalam membangun pusat perbelanjaan baru. Meski di satu sisi, pangsa belanja online naik pesat, namun ternyata trafic kedatangan pengunjung ke pusat perbelanjaan malah naik 20% setiap tahunnya.

"Mal kami terus tumbuh karena kami mall lifestyle. Konsep mal kami bukan trade center," kata John.

(Baca: Demi Meikarta Fase 1 Selesai Tahun Ini, Lippo CIkarang Akan Jual Saham)

Terakhir, lini bisnis yang menjadi pilar dari Lippo Karawaci yaitu bisnis layanan kesehatan melalui kepemilikan 51,05% di saham PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), perusahaan berencana menambah sejumlah rumah sakit.

Pada awal tahun, perusahaan telah menambah dua jaringan rumah sakit baru yaitu di Kelapa Dua, Depok dan di Tegal Rejo, Magelang. 

Sementara sepanjang tahun ini, Siloam berencana untuk menambah lima rumah sakit baru di Ambon (Maluku), Banjarmasin (Kalimantan Selatan), Batu Lippo Mall (Malang, Jawa Timur), Pasar Baru (Jakarta Pusat), dan Tulungagung (Jawa Timur). Untuk ekspansinya itu, Siloam menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp 200 miliar untuk rencana penambahan jaringan tersebut.

Saat ini, total jaringan rumah sakit yang dioperasikan oleh Siloam berjumlah 36 rumah sakit di seluruh Indonesia. Sedangkan tahun lalu Siloam menambah empat rumah sakit baru yaitu di Silampari (Lubuk Linggau, Sumatera Selatan), Palangka Raya (Kalimantan Tengah), Jember (Jawa Timur), dan Semarang (Jawa Tengah).

John menilai, Siloam menjadi anak usaha mereka yang paling sehat. Hal itu terlihat dalam laporan keuangan perusahaan tahun lalu dengan pendapatan senilai Rp 5,9 triliun, tumbuh 12,4% dibandingkan tahun sebelumnya. Sayangnya, laba bersih perusahaan itu tahun lalu hanya Rp 16,18 miliar, turun 82,7% dibandingkan tahun sebelumnya yang senilai Rp 82,7%. Hal itu disebabkan oleh  ketatnya persaingan seiring banyaknya rumah sakit yang baru dioperasikan dua tahun terkahir.

Pembangunan rumah sakit yang dilakukan secara bertahap selama beberapa tahun ke belakang sesuai strategi perusahaan. Dengan begitu, rumah sakit yang sudah beroperasi tahun lalu, diharapkan dapat berkontribusi positif bagi perusahaan di tahun ini. Siloam menargetkan pendapatan dan laba bersih tahun ini dapat tumbuh hingga dua digit.

John mengatakan, proyek-proyek baru bakal lebih banyak  dibangun tahun depan. "Kami fokus untuk menyelesaikan proyek-proyek Lippo Karawaci yang tengah dikerjakan saat ini," katanya.

Reporter: Ihya Ulum Aldin