Kompetisi Kian Sengit, Laba Bersih Matahari Merosot 42% di 2018

Katadata | Arief Kamaludin
Penulis: Ekarina
4/3/2019, 22.48 WIB

PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) membukukan laba bersih sepanjang 2018 sebesar Rp 1,1 triliun. Laba bersih tersebut merosot tajam 42,5% dibanding 2017 sebesar Rp 1,9 triliun, salah satunya akibat kondisi persaingan.

CEO dan Wakil Presiden Direktur Richard Gibson menyatakan pada 2018, bisnis Matahari Department Store tumbuh secara keseluruhan. Namun, meningkatnya kompetisi dari retailer lain, baik online maupun offline pada akhirnya turut menggerus bisnis perusahaan.

(Baca: Payless Diisukan Bangkrut, MAP Tetap Buka 18 Gerai Hingga Akhir Tahun)

Padahal, perusahaan mencatat, pada tahun lalu  Matahari masih mampu mencetak  penjualan penjualan kotor sebesar Rp17,9 triliun atau tumbuh 2,1% dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 17,5 triliun. Sementara itu, pendapatan bersih meningkat 2,2% menjadi Rp10,2 triliun seiring dengan pertumbuhan penjualan per gerai (same store sales growth/ SSSG) sebesar 3,5%.

Karenanya, untuk kembali memenangkan persaingan, perusahaan akan tetap menggunakan strategi inti berupa penyediaan fashion berkualitas dengan harga terjangkau untuk target segmen menengah. Di samping itu, perusahaan juga berencana memperkuat bisnis online MATAHARI.COM serta terus memperkuat solusi omni-channel dengan menambah merek eksklusif baru untuk melayani pelanggan.

Sebab, dengan lingkungan retail secara keseluruhan terus berkembang dengan cepat, perusahaan harus beradaptasi tidak hanya dengan penawaran produk baru, tetapi juga dengan memperbaiki tata letak dan format gerai.

"Kami harap inisiatif ini akan memberikan dasar yang kuat bagi pertumbuhan kami di masa depan untuk tahun-tahun mendatang," kata Gibson dalam keterangan resmi, Senin (4/3). 

(Baca: Retail Minimarket Masih Tumbuh 1000 Gerai Tiap Tahun)

Saat ini, Matahari mengoperasikan 159 gerai di 75 kota di seluruh Indonesia. Pada 2018, Matahari membuka 4 gerai large format stores baru di Mamuju (Sulawesi), Cilegon (Jawa Barat), Gresik (Jawa Timur) dan Prabumulih (Sumatera Selatan) serta tiga specialty stores di Jakarta dan Surabaya (Jawa Timur).

Dari ekspansinya tersebut dan beberapa keperluan lain, investasi belanja modal yang direalisasikan perusahaan tahun lalu secara keseluruhan mencapai Rp 716 miliar, naik signifikan dibadning tahun sebelumnya sebesar Rp 323 miliar.