Qatar Akan Bangun "Nusa Dua" Baru di Mandalika Seluas 100 Ha

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Sejumlah wisatawan berfoto di objek wisata Bukit Cinta, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Kamis (27/4).
Penulis: Dimas Jarot Bayu
Editor: Yuliawati
27/12/2017, 16.52 WIB

Pemerintah Qatar menunjukkan keseriusannya berinvestasi pariwisata di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Nusa Tenggara Barat. Delegasi dari pemerintah Qatar membahas tindak lanjut investadi dengan Menteri Koordinator Maritim Luhut Pandjaitan.

Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim Kemenko Bidang Kemaritiman Arif Havas Oegroseno mengatakan, pemerintah Indonesia telah menyiapkan lahan lebih dari 100 hektare di Mandalika untuk investasi Qatar.

Havas mengatakan, nantinya di atas lahan tersebut akan dibangun lokasi wisata seperti di Nusa Dua, Bali."Kami ingin buat semacam Nusa Dua di sana," kata Havas di kantornya, Jakarta, Rabu (27/11).

(Baca: Investor Arab Saudi Incar Tiga Kawasan Wisata)

Rencananya, Qatar akan membangun resor dan hotel di KEK Mandalika. Qatar juga berencana meningkatkan kapasitas runway Bandara Lombok dari 2600 meter menjadi 3000 meter.

KEK Madalika memiliki kawasan seluas 1100 ha, selain Qatar, investor dari Perancis tertarik menanamkan investasinya seluas 120 hektar untuk kawasan hotel dan resort.

Havas mengatakan, berbagai rencana tersebut dibahas di kantornya setelah kunjungan Presiden Joko Widodo dan Menko Maritim Luhut Pandjaitan beberapa waktu lalu. Saat ini, pihaknya tengah menyusun perencanaan investasi tersebut. "Masih dibicarakan dulu detilnya," kata Havas.

Havas mengatakan, rencana investasi ini akan segera diselesaikan pada tahun depan. Alhasil, Qatar dapat berinvestasi dan mendorong pariwisata di wilayah KEK Mandalika tersebut. "Tahun depan, insyaAllah," kata Havas.

(Baca: Pemerintah Genjot Pembangunan Tiga Destinasi Wisata)

Pembahasan investasi di Mandalika merupakan tindak lanjut setelah Luhut memimpin delegasi Indonesia bertemu pemerintah Qatar pada Minggu (10/12). Dalam pertemuan terbatas tersebut, Menko Luhut memimpin rombongan yang terdiri dari Dubes Indonesia untuk Qatar M. Basri Sidehabi, Utusan Khusus Untuk Timur Tengah dan OIC Alwi Shihab, Gubernur NTB Zainul Majdi, Deputi bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim Kemenko Maritim Arief Havas Oegroseno, dan Direktur Timur Tengah Kementerian Luar Negeri RI Sunarko.

Pertemuan pertama berlangsung dengan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani di Diwan Emiri (kantor Emir-red) di Doha, Qatar. Dalam pertemuan tersebut Emir menyatakan komitmen berinvestasi diantaranya di bidang pariwisata. 

(Baca: Jonan Buka Peluang PLN Impor Gas dari Qatar)

Tidak hanya mengenai wisata, pertemuan tersebut juga membahas penyelesaian Bilateral Investment Treaty antara Indonesia-Qatar, pengembangan sektor pertanian di Kalimantan, aqua-culture di Sabang, dan sponsorship Asean Games di Indonesia tahun depan.

Terhadap permintaan Qatar terkait kerja sama pertanian, Menko Luhut berjanji akan mempersiapkan ketersediaan lahannya. “Kami siapkan di Kalimantan Tengah mungkin (seluas) 100.000 ha,” kata Luhut dalam siaran pers Kemenko Maritim.

Untuk melancarkan implementasi kerja sama kedua negara, Menko Luhut memilih memanfaatkan jalur komunikasi informal yang lebih cepat. “Akhirnya kami tukar-tukaran nomor telepon. Jadi tidak hanya melalui prosedur resmi saja, langsung (komunikasi) informal kita tempuh,” kata Luhut.

Tindak lanjut kunjungan bilateral ini adalah pengiriman tim teknis dari pemerintah Qatar untuk meninjau lokasi potensi investasi. “Overall saya kira semua (pembicaraan berjalan) bagus ya, mereka setuju, malah tanggal 27 bulan ini mereka akan kirim tim ke Indonesia,” kata Menko Luhut.