Angkasa Pura II Gandeng TCash dan GoPay untuk Smart Airport

Arief Kamaludin|Katadata
Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Jakarta.
Penulis: Michael Reily
Editor: Yuliawati
8/11/2017, 14.08 WIB

PT Angkasa Pura II (Persero) menggandeng Telkomsel (TCash) dan GoPay untuk menerapkan sistem pembayaran elektronik layanan nontunai. Layanan transaksi nontunai akan melibatkan 800 tenant yang berada di bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Jakarta Barat.

Layanan transaksi nontunai ini bagian dari konsep Smart Airport yang dikembangkan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan bandara lain yang dikelolanya. Penerapan teknologi digital diperkirakan dapat menambah arus pendapatan baru.

“Digitalisasi yang memang baru tumbuh kami targetkan pendapatan dapat mencapai Rp 35 miliar pada 2018, namun akan memiliki prospek sangat baik ke depannya dalam mendukung pendapatan perusahaan,” kata Direktur Utama AP II (Persero) Muhammad Awaluddin dalam keterangan resmi, Jakarta, Rabu (8/11).

(Baca: Skytrain Bandara Soekarno Hatta Resmi Beroperasi)

Konsep Smart Airport juga ditingkatkan dengan layanan electronic boarding pass bagi maskapai-maskapai yang beroperasi di bandara AP II. Secara perdana akan dilaksanakan oleh Garuda Indonesia, nantinya pemilik tiket Garuda bisa mendapatkan e-boarding pass di smartphone melalui aplikasi Indonesia Airports yang dikelola oleh AP II.

Awaluddin yakin bisnis digital akan berkembang pesat setelah melakukan berbagai pertimbangan dari berbagai sisi, yaitu pertumbuhan pasar, kemampuan perusahaan, serta keunggulan industri. “Kami melakukan analisis, AP II memiliki peluang besar untuk meraih pendapatan dari bisnis baru yaitu Airport e-payment, Airport Big Data, dan Airport e-commerce,” jelasnya.

Bandara Internasional Soekarno-Hatta menjadi proyek percobaan karena infrastruktur yang sudah mendukung dan juga sebagai bandara terbesar dan tersibuk di Indonesia.  (Baca: Tiga Bulan Lagi Go-Pay Jadi Alat Pembayaran E-commerce di Luar Gojek)

Sejumlah fasilitas berbasis digital yang sudah diterapkan di Soekarno-Hatta juga sudah diimplementasikan di Bandara Internasional Silangit. Meski memiliki kapasitas yang tidak terlalu besar, telah dilengkapi fasilitas pembelanjaan di tenant komersial, bus ticketing vending machine, tourism information kiosk, smart baggage, self check-in kiosk, airport bus schedule display, dan banyak lagi.

Dalam waktu dekat, AP II juga secara resmi memasuki bisnis Big Data melalui kerjasama dengan mitra usaha. Big Data akan memanfaatkan besarnya potensi pergerakan penumpang sekitar 100 juta orang pada tahun 2017 menjadi lebih bernilai sehingga menciptakan lini bisnis atau pendapatan baru.

Menurut Awaluddin, penguasaan terhadap data dan kemampuan mengekstraksi memiliki manfaat cukup besar. AP II mempunyai data terkait dengan penerbangan yang begitu cepat berubah atau terbarui serta sangat beragam.

“Diperlukan pengelolaan data dan sistem analisis yang kompleks agar data mentah tersebut dapat menjadi lebih bernilai. Secara umum, data dapat meningkatkan nilai industri nasional, baik itu industri penerbangan, industri pariwisata, komersial, dan lain sebagainya," tutur Awaluddin.

Ia juga memberikan informasi pengembangan digitalisasi di bandara-bandara AP II mengikuti pengembangan yang dilakukan perusahaan secara fisik melalui prasarana udara dengan perluasan apron, pengembangan runway, dan taxiway. Untuk prasarana darat, ada pembangunan terminal dan fasilitas pendukungnya.

Ia berharap, digitalisasi sistem teknologi informasi dengan kapasitas prasarana udara dan darat mampu menyejajarkan bandara AP II dengan bandara kelas dunia.

Selain Soekarno-Hatta dan Silangit, bandara AP II adalah Halim Perdanakusuma, Sultan Mahmud Badaruddin II, Supadio, Kualanamu, Minangkabau, Sultan Syarif Kasim II, Husein Sastranegara, Sultan Iskandar Muda, Raja Haji Filsabilillah, Depati Amir, dan Sultan Thaha.

Reporter: Michael Reily