Isi Kekosongan Toko Retail, Artotel Ekspansi Hotel dalam Mal

ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya
Penulis: Miftah Ardhian
Editor: Pingit Aria
3/11/2017, 18.56 WIB

Artotel Group Indonesia berniat melakukan ekspansi bisnis hotelnya dengan menyasar kalangan ekonomi menengah. Salah satu strateginya adalah memanfaatkan ruang kosong yang ditinggalkan peretail di dalam mal untuk dibangun sebuah hotel.

"Januari 2018 ini kami mulai di daerah Kelapa Gading dengan 40 kamar," kata Chief Executive Officer Artotel Indonesia Erastus Radjimin di Westin Hotel, Jakarta, Jumat (3/11).

Ia menuturkan, perusahaannya tengah menyiapkan rencana ekspansi bisnis hotel yang baru dengan konsep 'Bobotel'. Hotel dengan konsep ini hanya menyediakan fasilitas kamar tidur berukuran kecil, hanya untuk beristirahat.

“Dengan adanya shifting market ke online, ruang retail ini kan sudah mulai berkurang," ujarnya. (Baca juga:  Nielsen: Penjualan Turun Akibat Daya Beli Lemah, Bukan Tren Online)

Konsep Bobotel ini memang mengintegrasikan dengan bangunan-bangunan di pusat kota. Selain di mal, hotel kecil ini juga akan dibangun di perkantoraan. Rentang harga yang ditawarkan pun cukup murah, yakni antara Rp 250-300 ribu per malam.

Dengan tarif tersebut, hotel tidak akan ada room service seperti makanan dan minuman. "Jadi kami traffic generator juga. Kan orang yang menginap pasti ke mal, makanya kami tidak sediakan makanan," ujarnya.

Bisnis Bobotel ini juga menyasar para turis baik domestik maupun asing yang membutuhkan hotel dengan harga terjangkau. Profil penggunanya pun diperkirakan anak-anak muda kelas menengah. Alasannya, dari sisi populasi, memang golongan tersebut akan mendominasi penduduk di Indonesia.

(Baca juga:  Tiket.com Targetkan Pertumbuhan Transaksi 100% Tahun Depan)

Konsep Bobotel merupakan solusi bagi orang yang mau memiliki hotel tetapi tidak memiliki tanah. Biaya yang dikeluarkan pun tidak sebesar apabila membangun hotel-hotel konvensional.

Erastus menjelaskan, biaya membangun per kamar hanya sekitar Rp 100 juta. Sedangkan, di hotel konvensional bisa mencapai Rp 400-500 juta. "Terlebih lagi membangun hotel itu membutuhkan dana mahal. Kalau sudah punya tanah pun, perizinan belum tentu mudah," ujarnya. 

Reporter: Miftah Ardhian