Belum Siap, IPO Sembilan Anak Usaha BUMN Mundur ke Akhir 2017

Arief Kamaludin|KATADATA
Penulis: Miftah Ardhian
Editor: Yuliawati
13/6/2017, 10.16 WIB

Rencana penjualan saham perdana (initial public offering/IPO) sembilan anak usaha beberapa Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kemungkinan terealisasi menjelang akhir tahun ini. Kementerian BUMN menyatakan masih memerlukan waktu untuk mempersiapkan aksi korporasi tersebut.

Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius K. Ro menjelaskan, anak usaha dari PT Pelindo II (Persero) yaitu PT Jasa Armada Indonesia  yang ditargetkan melantai pertama kali masih membutuhkan waktu tambahan.

Jasa Armada menggunakan buku April untuk melepas saham perdana. "Tidak ada (di semester I 2017), semuanya di semester II," ujar Aloysius saat ditemui di acara buka puasa bersama Kementerian BUMN, Jakarta, Senin malam (12/6).

Ditemui di tempat yang sama, Direktur Utama Pelindo II Elvyn G. Massasya menyatakan saat ini pihaknya masih melakukan finalisasi rencana IPO anak usahanya tersebut. "Kami harapkan Triwulan IV 2017, bisa Oktober atau November," ujar Elvyn.

Pelindo II akan melepas sekitar 20 persen saham anak usahanya dengan target mendapatkan dana segar Rp 2 triliun. (Baca: Jasa Armada Akan Jadi Anak BUMN Pertama yang Go Public 2017)

Dia optimistis banyak investor yang berminat dengan IPO anak usahanya karena belum ada BUMN atau anak usaha yang melantai di bursa pada semester I tahun ini. Apalagi, kata dia, anak usaha BUMN dinilai telah memiliki bisnis yang mapan, sehingga memberikan kesempatan memperoleh keuntungan yang besar bagi para investor.

Selain Jasa Armada, anak usaha BUMN yang akan melakukan IPO pada tahun ini meliputi anak usaha PT Pertamina (Persero) yaitu PT Tugu Pratama Indonesia Insurance. Selain itu, PT Krakatau Steel Tbk juga berminat menjual saham anak usahanya, PT Krakatau Daya Listrik. PT Garuda Indonesia Tbk pun tidak mau ketinggalan, dengan menyiapkan IPO anak usahanya di bidang perawatan (engineering) pesawat, GMF Garuda.

Lalu, di bidang properti, konstruksi dan infrastruktur ada lima anak usaha yang melakukan penawaran saham perdana. Di antaranya adalah dua anak usaha BUMN bidang konstruksi yaitu PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Kedua anak usaha tersebut yaitu PT Wijaya Karya Realty dan PT Wijaya Karya Gedung.

Kementerian BUMN memperkirakan dapat meraup dana Rp 21 triliun dari IPO sembilan anak usaha. Saat ini, dari 539 emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI), baru sekitar 20 emiten BUMN yang ada di dalamnya. Kapitalisasi pasar 20 emiten BUMN ini sudah mencapai 26 persen dari total yang tercatat di BEI.

(Baca: IPO Sembilan Anak Usaha BUMN Incar Dana Rp 21 Triliun)