Menaker: Pengusaha Perempuan Bertambah 1,6 Juta Orang Sejak 2015

Donang Wahyu | Katadata
UMKM KATADATA|Donang Wahyu
15/5/2017, 17.40 WIB

Kementerian Ketenagakerjaan mencatat saat ini jumlah pengusaha perempuan di Indonesia mencapai 14,3 juta orang. Jumlahnya bertambah 1,63 juta orang dibandingkan tahun 2015 yang tercatat hanya 12,7 juta orang. 

"Jadi saya melihat hal ini cukup menggembirakan," kata Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Hanif Dhakiri saat membuka Rapat Kerja Nasional Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (Ipemi) di Jakarta, Senin (15/5).

(Baca: Perempuan Ikut Bekerja Saat Panen, Pengangguran Turun Jadi 7,01 Juta)

Menurut Hanif, peningkatan jumlah pengusaha seharusnya bisa lebih memperkuat peran dan daya saing wirausaha perempuan dalam perekonomian nasional. Untuk itu kualitas usaha yang dijalani oleh pengusaha perempuan perlu lebih ditingkatkan lagi.

Beberapa hal yang menurutnya perlu ditingkatkan, antara lain kualitas produk, harga yang kompetitif, proses produksi, hingga waktu pengiriman barang yang cepat. Untuk mengejar semua hal ini, perlu ada inovasi bisnis dan pelayanan pada semua usaha yang dikerjakannya. Dia menyatakan pemerintah akan terus mendorong penciptaan dan pengembangan inovasi untuk industri Tanah Air. 

(Baca: Industri Tumbuh 4,3%, Pengusaha Masih Keluhkan Suku Bunga)

Pengusaha perempuan di Indonesia lebih banyak terdapat pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), yang masih informal. Sementara di tengah situasi bisnis yang semakin kompetitif dan pasar yang semakin terintegrasi, sektor informal akan sulit untuk berkembang. 

Tantangan utamanya adalah bagaimana membuat UMKM bertransformasi menjadi sektor usaha formal. Padahal, kata Hanif, dalam beberapa forum internasional, regulasi terkait UMKM sebagai bagian dari rantai pasok industri telah sering dibahas. Dia berharap ada aturan mengenai UMKM, kemudian sektor usaha ini harus bisa menyesuaikan diri.

(Baca: Jokowi Akan Buat Perpres Agar UMKM Bisa Masuk Ritel Modern)

Sedangkan Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Arlinda Imbang Jaya mengatakan selama ini pengusaha perempuan Indonesia masih fokus pada pasar dalam negeri. "Kalau saya perhatikan mereka (pengusaha muslimah) masih fokus untuk pasar domestik, namun potensial untuk ekspor," ujarnya.

Padahal, banyak peluang bagi wirausaha perempuan, terutama pengusaha muslimah Indonesia, untuk bersaing di pasar luar negeri. Salah satu yang cukup potensial adalah pakaian dan busana muslim yang sebenarnya sudah memiliki pasar di Timur Tengah.