Jasa Armada Akan Jadi Anak BUMN Pertama yang Go Public 2017

Arief Kamaludin|KATADATA
Penulis: Miftah Ardhian
3/5/2017, 20.24 WIB

PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) tengah mempersiapkan untuk melepas sebagian saham anak usahanya, PT Jasa Armada Indonesia ke pasar modal. Perusahaan ini akan menjadi anak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pertama yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun ini. 

Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius K. Ro mengatakan rencananya ada sembilan anak usaha  IPO sembilan anak usaha BUMN yang melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) tahun ini. Namun, saat ini yang paling siap hanya Jasa Armada.

Persiapan Jasa Armada sudah hampir final dan akan segera mencatatkan sahamnya di pasar modal Indonesia. "Bisa Jasa Armada Indonesia (yang pertama), anak usaha dari Pelindo II. Karena dia mau pakai buku April," ujar Aloy saat ditemui di Fakultas Kedokteran UI Salemba, Jakarta, Rabu (3/5).

(Baca: Pelindo II Incar Dana Rp 2,5 Triliun dari IPO Anak Usaha)

Selain itu, Aloy mengungkapkan ada dua anak usaha dari PT PP (Persero) Tbk., yakni PT PP Energi dan PT PP Peralatan yang disiapkan untuk IPO pada tahun ini. Kemudian, juga ada anak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk., PT Garuda Maintenance Facility (GMF) yang akan melakukan hal serupa. Walaupun baru melakukan pergantian Direktur Utama, Garuda Indonesia tetap akan siap melepas GMF tahun ini.

Kementerian BUMN pun memiliki rencana untuk melakukan IPO anak usaha BUMN di sektor properti ke depannya. Namun, kata Aloy, Menteri BUMN Rini Soemarno meminta agar anak usaha BUMN sektor properti ini dikonsolidasikan terlebih dahulu sebelum melakukan IPO. Alasannya, agar ukuran perusahaannya menjadi lebih besar, sehingga harga sahamnya juga tinggi.

Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk. M. Choliq mengatakan dirinya sangat mendukung rencana penggabungan anak usaha BUMN sektor properti tersebut. Artinya, Waskita Karya siap untuk melepas Waskita Realty untuk bergabung menjadi satu kesatuan, baru kemudian dilepas sahamnya. "Jadi boleh dilepas, asal harganya cocok," ujarnya.

Sebelumnya, Kementerian BUMN telah menyatakan akan menyiapkan sembilan anak usaha BUMN untuk IPO tahun ini. Dana segar yang bisa diraup dari hasil IPO sembilan perusahaan ini diperkirakan mencapai Rp 21 triliun. Aloy mengatakan privatisasi ini dilakukan terhadap anak usaha, bukan BUMN-nya. (Baca: IPO Sembilan Anak Usaha BUMN Incar Dana Rp 21 Triliun)

Alasannya, Kementerian BUMN masih sibuk untuk membentuk perusahaan induk (holding) BUMN per sektor. "Jadi, kita masih fokus konsolidasi membentuk holding BUMN," ujarnya.

Di antara anak usaha BUMN yang akan melakukan IPO pada tahun ini meliputi anak usaha PT Pertamina (Persero) yaitu PT Tugu Pratama Indonesia Insurance. Selain itu, PT Krakatau Steel Tbk juga berminat menjual saham anak usahanya, PT Krakatau Daya Listrik. PT Garuda Indonesia Tbk pun tidak mau ketinggalan, dengan menyiapkan IPO anak usahanya di bidang perawatan (engineering) pesawat, GMF Garuda.

Lalu, di bidang properti, konstruksi dan infrastruktur ada lima anak usaha yang melakukan penawaran saham perdana. Di antaranya adalah dua anak usaha BUMN bidang konstruksi yaitu PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Kedua anak usaha tersebut yaitu PT Wijaya Karya Realty dan PT Wijaya Karya Gedung. Dari masing-masing anak usaha ini, Aloysius mengatakan, akan melepas minimal 20 persen sahamnya.