PT Indika Energy Tbk mengumumkan, akan membagikan dividen tunai dari hasil laba ditahan tanggal 31 Desember 2019 sebesar US$30 juta. Keputusan ini diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Rabu (22/4).
Dalam siaran pers, Rabu (22/4), sepanjang 2019 Indika Energy mampu membukukan pendapatan sebesar US$ 2.7 miliar, turun 6,1% lebih rendah dari torehan pendapatan tahun 2018 yang sebesar US$ 2.9 miliar.
Meski pendapatan kontrak dan jasa Indika Energy meningkat 15,2% menjadi US$ 822,2 juta, namun penjualan batu bara perusahaan turun signifikan 15,29% menjadi US$ 1,89 miliar. Tahun 2018, Indika Energy mampu mencatatkan penjualan batu bara sebesar US$ 2,22 miliar.
Kinerja pendapatan yang turun ini diiringi juga oleh peningkatan seluruh pos beban perusahaan. Beban pokok penjualan misalnya, meningkat 1,46% menjadi US$ 2,35 miliar, kemudian beban penjualan, umum dan administrasi juga meningkat 3% menjadi US$ 137,7 juta. Selain itu, beban keuangan juga meningkat 10% menjadi US$ 109,4 juta.
Laba kotor perusahaan juga tercatat turun 33,5% dari US$ 641,2 juta pada tahun 2018 menjadi US$ 426,7 juta pada tahun 2019. Penurunan laba kotor ini disebabkan karena turunnya harga jual rata-rata Kideco dari US$ 52,9 pada tahun 2018 menjadi US$45,1 pada tahun 2019.
(Baca: Gelar RUPS di Tengah Pandemi Corona, BCA Tebar Dividen Rp 13,7 Triliun)
Alhasil, sepanjang tahun lalu Indika Energy mencatatkan rugi bersih sebesar US$ 18,2 juta, kontras dibandingkan kinerja tahun sebelumnya, di mana perusahaan mampu mencatatkan laba sebesar US$ 80,06 juta. Meski rugi, Indika Energy tetap mencetak laba inti sebesar US$ 75,5 juta tahun lalu.
Laba Inti adalah rugi tahun berjalan yang dapat di diatribusikan kepada pemilik entitas induk, diluar keuntungan atau kerugian non-operasional dan pajak terkait. Ini mencakup amortisasi aset tidak berwujud, penurunan nilai aset, perubahan nilai wajar utang kontinjensi, akselerasi amortisasi biaya emisi Obligasi 2023.
Direktur Utama Indika Energy Arsjad Rasjid mengatakan, Indika Energy akan terus bersinergi untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas demi mendorong kinerja.
"Selain itu, perusahaan juga mengembangkan dan mendiversifikasi portofolio dengan berinvestasi di bisnis non-batubara," ujar Arsjad, dalam siaran pers, Rabu (22/4).
Sejak tahun 2018, Indika Energy telah melakukan diversifikasi bisnis dan terus melihat berbagai peluang usaha di sektor non-batubara. Oleh karena itu, pada 2020 ini Perseroan akan terus mengoptimalkan kinerja dan mengeksplorasi berbagai bisnis baru yang potensial.
(Baca: Pendapatan Petrosea Tahun Lalu Naik Tipis, Capai Rp 7,65 Triliun)