Jalur Udara Terhambat PSBB, Usaha Logistik Andalkan Jalur Darat & Laut
Adanya pandemi virus corona (Covid-19) yang diikuti dengan penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat mobilitas masyarakat menurun. Meski memukul sejumlah industri, kondisi ini tidak berlaku untuk industri logistik atau jasa pengiriman.
Industri logistik memiliki peran krusial selama penerapan PSBB, sebab ketika mobilitas masyarakat turun akibat PSBB pembelian kebutuhan pokok atau barang-barang lain akhirnya mengandalkan perusahaan jasa pengiriman.
Chief Operating Officer Paxel Zaldy Ilham Masita mengatakan, kenaikan transaksi hingga 100% dengan mayoritas pengiriman berasal dari e-commerce. Kategori pengiriman terbanyak adalah bahan makanan, terutama makanan olahan.
Perusahaan lain, J&T Express juga mencatatkan kenaikan volume pengiriman yang cukup signifikan. Public Relations J&T Express Diego Prayoga mengungkapkan, kenaikan pengiriman mencapai 15%, dengan transaksi pengiriman terbanyak dari e-commerce.
Kemudian Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) juga mencatatkan kenaikan volume pengiriman sebesar 30%. Vice President of Marketing JNE Eri Palgunadi mengatakan, sekitar 60%-70% pengiriman berasal dari e-commerce.
(Baca: Jokowi Minta Daerah Tak Tutup Jalur Udara untuk Distribusi Bahan Pokok)
"Sementara sisanya sekitar 30% berasal kiriman retail atau selain kiriman e-commerce," ujar Diego, kepada Katadata.co.id, Selasa (28/4).
Meski demikian, laju industri logistik juga bukan tanpa hambatan, apalagi saat PSBB. Pasalnya, sejumlah pembatasan moda transportasi turut menghambat layanan pada perusahaan jasa pengiriman, terutama untuk layanan kilat.
Kendala pengiriman logistik ini terlihat saat masyarakat memesan barang di e-commerce, muncul pemberitahuan bahwa pengiriman tertunda karena PSBB.
Merespons hambatan ini, JNE melakukan penyesuaian strategi distribusi, antara lain maksimalisasi jalur darat sebagai antisipasi pembatasan akses jalur udara, dan penyesuaian layanan yang dapat digunakan.
Adanya PSBB, membuat JNE lebih memaksimalkan layanan reguler sebagai antisipasi penutupan atas layanan Yakin Esok Sampai (YES) serta layanan Super Speed (SS).
(Baca: JNE, J&T dan Paxel Sebut UMKM Terdampak jika Akses Jabodetabek Ditutup)
"Untuk pengiriman paket, kami memaksimalkan jalur darat dan laut, untuk jalur udara kami memaksimalkan penggunaan angkutan udara khusus kargo yang tersedia," kata Eri.
Selain itu, untuk daerah-daerah yang menerapkan PSBB namun memberlakukan waktu tertentu untuk membuka akses, JNE akan memaksimalkan pengantaran di jam-jam dimana pemerintah daerah membuka akses tersebut.
Strategi serupa juga diterapkan oleh J&T, yakni mengupayakan pengiriman paket dengan memaksimakan pendistribusian jalur darat. Sementara, untuk jalur udara Diego mengatakan, perusahaan hanya bisa mengoptimalkan jalur pengiriman udara yang masih tersedia.
Sementara, Paxel mengharapkan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) turun tangan, dengan membuka jalur cargo flight yang terjadwal.
"Sementara ini, strategi kami adalah mengoptimalkan jalur darat, terutama penggunaan kereta api barang dan truk," kata Zaldy.
(Baca: Jonan Sebut Industri Logistik Harus Kembangkan IT Saat Pandemi Corona)