Pendapatan Turun, PT Pelindo II Cetak Laba Rp 2,5 Triliun pada 2019

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi. Pelindo II mencatat pandemi corona menggerus arus barang peti kemas di pelabuhan mencapai 4-5%.
20/5/2020, 20.23 WIB

PT Pelabuhan Indonesia II atau  IPC mencatatkan laba bersih pada tahun lalu sebesar Rp 2,5 triliun, naik 2,8% dibandingkan tahun sebelumnya.

Direktur Utama IPC Arif Suhartono menjelaskan pendapatan perseroan pada tahun lalu turun sebesar 2,53 % dibandingkan 2018 menjadi Rp 11,14 triliun. Namun, efisiensi biaya operasional membuat perusahaan masih mampu mencatatkan kenaikan  laba.  

“Kami berhasil lakukan efisiensi disemua lini,” kata Arif ketika konferesi pers video, Rabu (20/5).

Pelindo mencatat arus barang peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok naik 0,26% dari 7,64 juta pada 20 sebesar 7,66 juta TEUs dibanding pada 2018 sebesar 7,64 juta TEUs. Sedangkan arus barang nonpeti kemas turun 3,2 % dari 61,97 juta ton menjadi 60,04 juta ton dan arus kapal turun 6,69% menjadi 209 juta gross ton (GT).

(Baca: Erick Thohir: Proyek Infrastruktur Pariwisata Tetap Jalan saat Corona)

Sementara pada kuartal pertama tahun ini, menurut Arif, pandemi corona menggerus arus barang peti kemas di pelabuhan mencapai 4-5%.  Meski demikian, pada April 2020 tercatat ada peningkatan 550.000 TEUs dibandingkan Maret 2020.

Arus nonpeti kemas turun 8,4% menjadi 18,3 juta ton. Arus kapal juga turun 9,32% menjadi 62,06 GT dibanding Kuartal I 2019 sebesar 68,44 GT. Demikian pula dengan arus penumpang  yang anjlok mencapai 30,2 %  menjadi hanya 190 ribu orang. 

Adapun saat ini Pelindo juga tengah mempersiapkan diri untuk menyongsong fase normal baru atau New Normal. Salah satu yang utama adalah mempersiapkan SDM, terutama dari sisi kesehatan, kesiapan tempat kerja, serta communication and support culture.

(Baca: Terdampak Corona, BNI Revisi Target Pertumbuhan Kredit Jadi Hanya 4%)

Dari sisi kesehatan, pihaknya akan mengakselerasi smart work dan meningkatkan kualitas kesehatan dan higenitas. Sementara untuk kesiapan tempat kerja, akan dilakukan pengelolaan workforce fexibility, mengidentifikasi critical & supporting role, dan menurunkan risk exposure.

Selanjutnya, Communication & support culture, IPC akan membuat struktur dan saluran komunikasi yag jelas dan efektif, serta membangun dan memperkuat ekosistem. Sementara untuk bisnis, IPC akan lebih banyak melakukan penyesuaian.

 “Terkait bisnis kita juga lakukan cost efisiensi dalam menghadapi Covid-19 ini,” ujarnya.

Reporter: Muchammad Egi Fadliansyah