Ekspansi Ke Asean, Alfamart Operasikan 800 Gerai di Filipina

gojek
Mitra driver Gojek sedang menukarkan voucher sembako gratis di salah satu gerai Alfamart di Jakarta. Alfamart telah mengoperasikan leboh dari 800 gerai di Filipinan hingga saat ini.
Penulis: Ekarina
10/6/2020, 12.23 WIB

Perusahaan retail minimarket, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (Alfamart) terus berekspansi ke pasar Asean. Hingga saat ini, perusahaan telah mengoperasikan sekitar 800 gerai di Filipina. 

Marketing Director Alfamart, Ryan Alfons Kaloh mengungkapkan ekspansi bisnis perusahaan di Filipina disambut baik pasar di sana. 

"Saat ini sudah ada 800 gerai Alfamart di Filipina. Keberadaan kami di sana sangat membantu, karena masuk dengan model minimarket yang menjual sembako," katanya dalam video conference, Selasa (9/6).

(Baca: Terimbas Corona, Alfamart Gratiskan Biaya Sewa untuk UMKM Rp 15 Miliar)

Alfamart pertama kali masuk Filipina pada Juni 2014 dengan skema joint venture  bersama mitra lokal  SM Group. Alasan perusahaan masuk ke pasar Filipina dikarenakan karakteristik penduduknya hampir sama dengan masyarakat Indonesia.

Selain itu, belum banyak retail groceries beroperasi di sana pada saat itu, sehingga celah perusahaan untuk ekspansi masih terbuka lebar. 

Di dalam negeri, hingga kini Alfamart  telah memiliki lebih dari 14 ribu toko yang dioperasikan sendiri dan sekitar 1.600 toko yang menggunakan skema waralaba. Dari jumlah toko saat ini, perusahaan telah mempekerjakan lebih dari 120 ribu orang karyawan.

Sedangkan terkait kondisi bisnis selama pandemi, perusahaan mengaku ikut terdampak, terutama yang terkait dengan pembatasan operasional gerai. "Pembatasan waktu operasional berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) setempat," tulis manajemen perusahaan dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI).

Dengan pembatasan tersebut, perusahaan memperkirakan dampaknya terhadap penurunan pendapatan atau laba bersih kurang dari 25%.

(Baca: Social Distancing, Alfamart & Indomaret Gencarkan Layanan Pesan Antar)

Adapun strategi yang digunakan perseroan untuk meningkatkan kinerja pada saat ini yaitu dengan meningkatkan sensitifitas terhadap kebutuhan pelanggan. Kemudian menjaga inventori barang agar tak berlebihan serta mengolaborasikan penjualan online dan offline.

Strategi ini dinilai efektif di tengah upaya masyarakat membatasi aktivitas keluar rumah selama masa pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Sepanjang 2019, Alfamart membukukan pendapatan bersih Rp 72, 9 triliun, meningkat 9% dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 66,8 triliun. Adapun jumlah laba bersih perseroan di 2019 mencapai Rp 1,11 triliun.