PT Hutama Karya mengungkapkan, penggunaan penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 7,5 triliun sepenuhnya akan digunakan untuk mempercepat pembangunan dua ruas tol dalam proyek jalan tol trans sumatera (JTTS).
Dua ruas tol tersebut antara lain, Simpang Indralaya-Muara Enim sepanjang 119 Kilometer (Km), dan Pekanbaru-Pangkalan sepanjang 95 Km. Rinciannya, dua ruas tol ini membutuhkan dana masing-masing sebesar Rp 3,2 dan 4,3 triliun.
"Jadi, untuk dua ruas tol ini saja membutuhkan Rp 7,5 triliun dan akan dipenuhi dari PMN tahap II," kata Direktur Utama Hutama Karya Budi Harto dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Rabu (24/6).
Sementara, PMN tahap I sebesar Rp 3,5 triliun akan digunakan untuk menutup pembiayaan ruas tol yang telah selesai, yakni ruas Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung sepanjang 189 km senilai Rp 1,5 triliun.
Budi menjelaskan, per 15 Juni 2020 sebanyak 1.311 Km proyek JTTS sedang memasuki tahap studi kelayakan, dari target 2.765 Km. Sementara, panjang ruas yang sudah memasuki persiapan kontruksi tercatat 319 Km, dari target 1.454 Km.
"Sedangkan, yang sudah masuk tahap kontruksi sebanyak 771 km dari target 1.135 km. Kemudian, yang sudah beroperasi baru 364 Km," ujarnya.
(Baca: Erick Thohir Disebut Ajukan PMN BUMN Tahun Depan hingga Rp 70 Triliun)
Adapun, kebutuhan investasi untuk membangun JTTS mencapai Rp 476 triliun, di mana sebanyak Rp 343 triliun akan didanai melalui ekuitas. Sementara, sisanya sebesar Rp 133 triliun akan dipenuhi melalui pinjaman.
Saat ini, Hutama Karya baru memenuhi ekuitas sebesar Rp 55 triliun, dan melalui pinjaman Rp 35 triliun. Sehingga, perseroan baru memenuhi Rp 90 triliun dari total kebutuhan investasi JTTS.
Rinciannya, porsi ekuitas sebesar Rp 19,6 triliun didapatkan dari PMN yang sudah digelontorkan pemerintah sejak 2015 hingga tahap pertama 2020. Sedangkan dari pinjaman, diperoleh dari penerbitan global bond sebesar Rp 9 triliun, dan pinjaman perbankan Rp 25,7 triliun.
Selain itu, kebutuhan pembangunan JTTS juga dipenuhi dari monetisasi asetnya di tol Jakarta Outer Ring Road Seksi S (JORR-S) dan Akses Tanjung Priok (ATP) sebesar Rp 11 triliun. Kemudian, dari dukungan konstruksi sepanjang 80 Km plus 50 Km sebesar 16,1 triliun, VGF tunnel Rp 5,4 triliun, dan ekuitas partner Rp 2,4 triliun.
Sebagai informasi, Hutama Karya merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mendapatkan PNM untuk meminimalisir dampak pandemi virus corona atau Covid-19. BUMN konstruksi ini mendapatkan tambahan modal dari pemerintah sebesar Rp 7,5 triliun.
Sehingga, tahun ini total PMN yang diterima Hutama Karya tercatat sebesar Rp 11 triliun. Sebab, sebelumnya, pemerintah sudah menggelontorkan Rp 3,5 triliun.
(Baca: DPR Persoalkan Tambahan PMN Rp 7,5 Triliun untuk Hutama Karya)