Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) menyiapkan Rp 100 miliar dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun ini untuk mendanai pembangunan Pulau Komodo di kawasan Taman Nasional Komodo.
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan, anggaran tersebut digunakan untuk membangun Taman Nasional Komodo (TNK) khususnya Pulau Komodo dan Pulau Rinca sebagai habitat hidup komodo. "Ini untuk bangun dari awal lagi populasi komodo di pulau ini," katanya, di Kupang, Rabu (16/1).
Dana Rp 100 miliar juga akan digunakan untuk membudidayakan ternak seperti kerbau, babi, kambing, dan rusa guna mencegah komodo memangsa sesamanya. Pasalnya, beberapa waktu lalu sempat terjadi pencurian ternak di Pulau Komodo.
"Itu baru satu orang mungkin, masih banyak yang melakukan pencurian. Kalau ini tidak dicegah, makanan komodo bakal berkurang. Jangan sampai komodo memakan anaknya sendiri," ujarnya.
(Baca juga: Teknologi Informasi Perkuat Pemasaran Pariwisata dan Produk Kreatif)
Pengelolaan TNK selama ini dilakukan pemerintah daerah berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Viktor mengutarakan, kesulitan pengelolaan taman nasional ini terperanguh pula jarak yang jauh sehingga Pulau Komodo kurang perhatian.
"Kami akan ambil alih (pengelolaan). Kami juga akan tutup untuk sementara waktu. Kalau ribut-ribut paling nanti presiden yang akan turun dan saat itu kami akan jelaskan alasannya," ujarnya.
Rencana penutupan TNK bertujuan untuk memberi kesempatan kepada pemerintah provinsi NTT mengkaji ulang desain pengelolaan dan pengembangan kawasan ini. Tindakan yang harus segera dilakukan, salah satunya penghijauan dan menambah sumber makanan komodo.
"Jika ada wisatawan yang datang ke kawasan TNK boleh masuk dan berkeliling di TNK, tetapi tidak boleh turun dari kapal," tutur Viktor. (Baca juga: Sri Mulyani Bawa Isu Perlindungan Terumbu Karang ke Pertemuan IMF)
Pemprov NTT bersikeras hendak mendesain ulang Pulau Komodo demi menjaga keseimbangan alam. Pasalnya, aktivitas kehidupan liar komodo di sana semakin jarang terlihat.
"Saya sungguh-sungguh, Pulau Komodo harus didesain ulang. Wisatawan suka dengan kehidupan liar dari Komodo. Mereka datang bukan untuk melihat Komodo yang hidupnya malas-malas," ujar Viktor.
(Baca juga: Incar 20 Juta Wisman di 2019, Kemenpar Kembangkan Wisata Perbatasan)
TNK akan kembali dibuka tatkala proses desain ulang selesai dilakukan. Tiket masuk wilayah ini dipatok US$ 500 per orang atau setara dengan Rp 7 juta per orang. "US$ 500 itu bentuk donasi terhadap pembangunan ekosistem dunia," katanya.