Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan apabila Bandara Bali Utara jadi dikembangkan maka PT Angkasa Pura I (Persero) tidak perlu membangun landasan pacu (runway) kedua di Bandara Internasional Ngurah Rai. Pembangunan bandara baru diperkirakan lebih murah ketimbang menambah runway di Ngurah Rai.
Luhut menjelaskan pengembangan landas pacu kedua Bandara Ngurah Rai dapat memakan biaya Rp 17 triliun. Sedangkan di sisi lain pembangunan bandara baru hanya memakan biaya Rp 6,8 triliun. Dirinya melihat apabila angka tersebut benar dan bandara di Utara Bali jadi dibangun, maka AP I tak perlu membangun runway lagi.
"Dari mereka (AP I) sendiri telah bilang tidak karena setelah studi mereka habiskan Rp 17 triliun. Namun maksimum penumpang bertambah hanya 10 juta. Tidak worth it," ujar Luhut di Kompleks Istana Kepresidenan, beberapa waktu lalu.
(Baca: Mendapat Restu Presiden, Proyek Bandara Bali Utara Siap Dilanjutkan)
Luhut mengatakan hal ini telah dibahas bersama dengan pihak AP I. Dalam rapat tersebut telah diperhitungkan bahwa perbandingan investasi dengan penambahan penumpang dengan membangun runway kedua di Ngurai Rai memang tidak sesuai. Makanya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini sekarang sedang berfokus untuk memperbesar apron atau tempat parkir pesawat saja.
"Jadi, Bandara yang di utara sepertinya memang perlu dibangun," ujarnya.
Meski telah mengambil ancang-ancang membangun bandara baru, Luhut tetap ingin memastikan perhitungan kebutuhan investasi Bandara Bali Utara pada pekan depan. Apabila angka tersebut akurat maka pemerintah mendapatkan nilai investasi bagus untuk direalisasikan. Apalagi dengan adanya bandara, perlu juga dibangun jalan tol yang membentang dari selatan ke utara Bali.
(Baca: Bali Ajukan Pembangunan Enam Infrastruktur Baru)
Bulan lalu Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyatakan pemerintah masih harus mempertimbangkan faktor ekologi serta lingkungan dalam rencana pembangunan bandara kedua di Pulau Dewata itu. Dia menyebutkan ada rekomendasi dari Bank Dunia serta PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) agar pemerintah fokus mengembangkan Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, tanpa membangun bandara baru di utara.
"Beberapa pihak menyarankan agar kami fokus di wilayah Selatan saja," kata Budi.
Namun sebulan sebelumnya PT Bandara Internasional Bali Utara (BIBU) Panji Sakti selaku pengembang proyek Bandara Bali Utara mengklaim pemerintah telah setuju rencana membangun Bandara Bali Utara. Presiden Direktur PT BIBU Panji Sakti Made Mangku menyatakan telah mendatap restu Presiden Jokowi dan berharap dapat menyelesaikan segala hambatan dalam pembangunan bandara terutama dalam menentukan lokasinya.
"Kami berterima kasih ke Pak Presiden (yang) melalui Sekretariat Negara mengeluarkan surat yang diharapkan,” kata Made.
(Baca: Menhub Belum Pastikan Kelanjutan Pembangunan Bandara Bali Utara)