Faktor di Balik Tingginya Elektabilitas Emil-Uu dalam Survei SMRC

ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Calon Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil di Pendopo Wali Kota, Bandung, Jawa Barat, Senin (18/12)
Penulis: Dimas Jarot Bayu
15/3/2018, 20.58 WIB

Lembaga survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) membuat survei elektabilitas pemilihan kepala daerah (Pilkada) Gubernur Jawa Barat. Hasilnya, pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ullum memiliki elektabilitas tertinggi sebesar 43,7 persen. Posisi tersebut disusul pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi dengan tingkat keterpilihan sebesar 30,7 persen.

Dengan perolehan ini, kedua pasangan tersebut jauh mengungguli kontestan lainnya. Elektabilitas Sudrajat-Akhmad Syaikhu hanya 4,6 persen dan pasangan TB Hasanuddin-Anton Charliyan di posisi buncit dengan skor 2,8 persen. (Baca juga: Survei Pilgub Jabar, Ridwan Kamil-Uu dan Deddy-Dedy Bersaing Ketat).

Dalam survei 1-8 Maret 2018 ini, SMRC melibatkan 801 responden di seluruh Jawa Barat. Metode yang digunakan multistage random sampling dengan margin of error +/- 3,5 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Quality control dilakukan terhadap 20 persen sampel.

Dilihat dari penguasaan wilayah, Direktur Riset SMRC Deni Irvani mengatakan Ridwan Kamil (biasa disapa Emil)-Uu unggul di lima zona yakni Zona I yang meliputi Bandung Raya (63 persen), Zona II Cianjur dan Sukabumi (36 persen), dan Zona III Bogor, Depok dan Kota Bekasi (39%). Kemudian Zona V Cirebon, Indramayu, Majalengka, Subang, dan Sumedang (38 persen), dan Zona VI Ciamis, Garut, Kuningan, Pangandaran, Banjar, dan Tasikmalaya (51 persen).

“Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi unggul 43 persen di Zona IV yang meliputi Kabupaten Bekasi, Karawang, dan Purwakarta,” kata Deni di kantornya, Jakarta, Kamis (15/3/2018). (Lihat pula: Izin Meikarta Jadi Topik Panas di Debat Perdana Pilgub Jabar).

Survei tersebut juga menunjukkan basis keunggulan Emil-Uu muncul dari wilayah perkotaan sebesar 49 persen. Sementara Deddy-Dedi memiliki basis pemilih terbesar di pedesaan sebesar 38 persen. Emil-Uu unggul di pemilih beretnis Sunda (46 persen), Jawa (42 persen), dan  Cirebon (38 persen). Sedangkan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi unggul di pemilih beretnis Betawi (29 persen).

Deni menilai, tingginya elektabilitas Ridwan-Uu maupun Deddy-Dedi lebih karena didukung oleh peran figur setiap tokoh dalam Pilkada Jawa Barat. Berdasarkan hasil survei, Ridwan dan Deddy juga memiliki tingkat popularitas yang tinggi. Popularitas Ridwan Kamil sebesar 72 persen dengan tingkat kesukaan 78 persen. Sementara tingkat popularitas Deddy sebesar 88 persen dengan tingkat kesukaan 73 persen. “Yang lebih dipentingkan pemilih itu figurnya. Kalau figurnya bagus, disukai, itu akan dipilih,” ujar Deni.

Peran figur ini pula yang membuat elektabilitas Sudrajat-Syaikhu dan TB Hasanuddin-Anton masih sangat rendah. Dalam survei tadi, popularitas Sudrajat baru 14 peresen dengan tingkat kesukaan sebesar 58 peresen. Adapun popularitas TB Hasanuddin sebesar 9 persen dengan tingkat kesukaan 56 persen.

Menurut Deni, simpatisan tak serta-merta akan memilih pasangan yang diusung partai. Hal ini terlihat dari bagaimana massa pemilih PDIP yang mengusung TB Hasanuddin-Anton dan pemilih Gerindra, PKS, dan PAN yang mengusung Sudrajat-Syaikhu mengalihkan dukungannya.



Dari survei SMRC, 47 persen massa pemilih PDIP lebih condong memilih Ridwan-Uu. Adapun 52 persen massa pemilih Gerindra, PKS, dan PAN pun menyatakan memilih Ridwan-Uu. “Jadi alasan non-partai yang lebih mengemuka. Bukan semata-mata karena itu dari partai saya, maka saya pilih calon itu,” kata Deni.

Karenanya, partai pengusung Sudrajat-Syaikhu dan TB Hasanuddin-Anton perlu lebih mensosialisasikan pasangannya. Kedua pasangan tersebut setidaknya harus bisa mengimbangi popularitas Ridwan-Uu dan Deddy-Dedi untuk bersaing secara kompetitif. (Baca pula: Persiapan Pilgub Jabar, Prabowo Bertemu Pimpinan PKS dan PAN).

Menanggapi hasil survei SMRC, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono menilai pasangan Sudrajat-Syaikhu masih memiliki peluang menaikkan elektabilitas. Sebaliknya, dia menganggap popularitas Ridwan-Uu dan Deddy-Dedi sudah tak mungkin semakin tinggi. “Angka ini menunjukkan peluang yang sangat besar kepada penantang, meskipun di awal belum memiliki tingkat pengenalan yang relatif tinggi,” kata Ferry.

Peluang tersebut akan dimanfaatkan secara maksimal oleh Gerindra. Misalnya, menurut Ferry, dengan menggiatkan lagi pengenalan pasangan Sudrajat-Syaikhu di daerah. “Satu sampai dua bulan, mudah-mudahan bisa terkejar,” kata Ferry. (Baca juga: Prabowo Bakal "All Out" Dongkrak Suara Sudrajat-Syaikhu di Jabar).