Anak usaha PT Astra International Tbk. di bidang infrastruktur yakni PT Astratel Nusantara (Astra Infra) mengaku sedang bicara dengan banyak pihak mulai dengan banyak pihak mulai dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), swasta, hingga pemerintah. Hal ini terkait minat Astra untuk masuk dan ikut menjadi operator pelabuhan Patimban, Jawa Barat.
Pembicaraan ini untuk membangun komunikasi bagaimana skema porsi saham proyek ini hingga siapa saja yang akan menjadi mitra dalam pekerjaan proyek ini. "Kami masih menjalin komunikasi dengan banyak pihak hingga saat ini," kata Head of Corporate Communication Astra Infra Dani Irawati usai diskusi dengan media di Semarang, Rabu (6/12). (Baca: Dukung Bisnis Otomotif, Astra Minat Jadi Operator Pelabuhan Patimban)
Sebelumnya Presiden Direktur Astra Infra Irawan Santoso menjelaskan rencana pembangunan paket pertama pada tahap 1-1 pelabuhan Patimban yang meliputi terminal kendaraan dan kontainer sebagai alasan ketertarikan Astra. Namun Dani mengaku belum bisa memberikan kepastian tersebut lantaran lelang masih dilakukan Maret 2018 mendatang.
Dani juga mengatakan berbagai kemungkinan masih bisa terjadi, hanya saja dirinya berharap porsi saham Astra sebagai swasta nasional bisa terjaga apabila masuk proyek tersebut. Ini mengingat dari porsi saham operator Indonesia, badan usaha pelabuhan (BUP) milik negara bakal mendapatkan 25 persen saham sedangkan sisanya sebesar 26 persen bakal dimiliki oleh swasta.
"Karena kami ingin menjadi operator juga, kalau tidak lebih baik tidak masuk," ujarnya. (Baca: Sudah Punya Tol dan Pelabuhan, Astra Berminat Membangun Bandara)
Sedangkan Direktur Bisnis dan Pengembangan Astra Infra Rahmat Samulo mengatakan pelabuhan ini merupakan infrastruktur yang sangat strategis. Apalagi Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) juga telah berkomitmen menjadi salah satu pendana proyek pelabuhan ini.
"Oleh sebab itu kami ingin menjadi salah satu konsorsium operator Patimban," ujarnya.
Pelabuhan Patimban akan memiliki terminal kendaraan dengan dermaga sepanjang 300 meter serta terminal peti kemas 420 x 35 meter dari total panjang dermaga keseluruhan tahap 1, 2 dan 3 sepanjang 4.320 meter dengan kedalaman perairan -10 m LWS. Sedangkan lapangan peti kemas memiliki luas 35 hektar dengan kapasitas 250.000 TEUs dari total kapasitas Tahap 1 sebesar 3,75 TEUs.