Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, sebanyak 215 warga negara asing (WNA) di Bali mengajukan perpanjangan visa. Para turis asing tersebut kesulitan mendapatkan penerbangan dari Bali ke negara asalnya, seiring pembatalan ratusan penerbangan akibat peningkatan erupsi Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali.
"Untuk perpanjangan visa, laporan sampai tadi sekitar 215 orang yang membutuhkan (visa)," kata Arief di Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Jakarta, Rabu (29/11).
Arief mengatakan, saat ini para WNA tersebut diberikan exit pass dengan jangka waktu sepekan. Para WNA ini nantinya akan diberikan perpanjangan visa selama satu bulan jika mengajukan ke Kantor Imigrasi setempat.
"Kalau bersangkutan ingin lebih, itu kita perpanjangan sampai dengan satu bulan," kata Arief. (Baca: Bandara Ngurah Rai Tutup, Jokowi Minta Agar Turis Bali Tak Terlantar)
Arief mengatakan, saat ini pemerintah lebih fokus menangani wisatawan mancanegara (wisman) yang terpaksa tinggal di Bali. Arief memperkirakan ada 60 ribu wisman yang saat ini berada di Bali. Perhitungannya berdasarkan jumlah kedatangan wisman di Bali dalam sehari sekitar 15 ribu orang dengan waktu tinggal 3-4 hari.
Untuk wisatawan lokal, Arief memperkirakan berjumlah 100 ribu orang. Hanya saja, pemerintah beranggapan jika evakuasi terhadap mereka lebih mudah dilakukan.
"Karena di kampung sendiri dia dengan santai pulang lebih ke arah Barat lewat darat. Begitu lepas Banyuwangi dia sudah bisa self-manage," kata Arief.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memerintahkan para menteri mengurus kepulangan para wisatawan yang kini tertahan di Bali. Jokowi meminta Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Pariwisata Arief Yahya, Gubernur Bali Made Mangku Pastika, hingga para bupati di wilayah terdampak untuk menangani hal ini. Sebab, Bandara Ngurah Rai bukan satu-satunya gerbang wisata Bali.
Menurut Jokowi, pemerintah harus membantu kepulangan para wisatawan, jika mereka memang ingin mengakhiri masa liburannya. Opsi lain seperti angkutan kapal feri dan perjalanan darat dapat dipilih untuk mengakses bandara terdekat di pulau lain.
“Jangan sampai mereka tidak terurus untuk pulang atau keluar dari Bali karena bandaranya tertutup,” kata Jokowi.
(Baca juga: Pengungsi Gunung Agung Terus Bertambah, Bali Butuh Bantuan Logistik)
Khusus untuk Kementerian Perhubungan, Jokowi memerintahkan agar keselamatan penerbangan jadi perhatian utama. Saat ini misalnya, meski abu vulkanik tak terlalu tampak di area Bandara Ngurah Rai, namun ruang udara di atasnya telah terdampak. "Ini membahayakan penerbangan dan penumpang," ujar Jokowi.
Dirinya juga memerintahkan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), TNI, Polri, Badan SAR Nasional, serta Kementerian dan Lembaga terkait untuk mendukung pemerintah provinsi Bali untuk menangani para pengungsi.
Jokowi meminta masyarakat tetap tenang dan mengikuti saran serta imbauan pemerintah pusat atau daerah. Ini terutama ditujukan bagi para penduduk yang tinggal di radius 8 hingga 10 kilometer dari puncak kawah Gunung Agung agar bersedia diungsikan. "Saya minta jangan sampai ada korban karena terkena letusan," kata Jokowi.
(Baca: BNPB: 100 ribu Penduduk Harus Dievakuasi Akibat Erupsi Gunung Agung)