Gubernur Bali I Made Mangku Pastika meminta tambahan logistik untuk warga yang mengungsi akibat meningkatnya erupsi Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali. Pastika memperkirakan akan ada 70 ribu warga yang mengungsi ketika Gunung Agung berstatus awas.
"Apabila potensial pengungsi dari 22 desa itu 70 ribu orang. Secara berangsur pengungsi bertambah terus," kata Pastika melalui video conference di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Selasa (28/11).
Pastika mengatakan, kebutuhan logistik yang diperlukan berupa dukungan beras sebanyak 25 ribu ton per hari. Selain itu, ia juga meminta tambahan lauk pauk senilai Rp 10 ribu per kepala setiap hari.
"Kami juga memerlukan peralatan tambahan berupa terpal, matras, selimut, kompor, dan peralatan masak lainnya," tambah Pastika.
(Baca: BNPB: 100 ribu Penduduk Harus Dievakuasi Akibat Erupsi Gunung Agung)
Selain itu, dia juga meminta adanya alat penyaring, tandon, dan mobil tangki untuk dapat menyediakan air bagi para pengungsi. Pasalnya, saat ini aliran air sungai tercemar akibat bercampurnya debu vulkanik dari erupsi Gunung Agung.
"Kami juga membutuhkan dukungan BBM 1 ton per hari untuk mengatur jalur logistik," kata Pastika.
Pastika mengatakan, saat ini terdapat 40 ribu pengungsi di 217 titik yang sudah disiapkan pemerintah. Warga paling banyak mengungsi di wilayah Karangasem, Bali.
Dia pun memastikan bahwa kondisi pengungsi relatif baik. Pengungsi, lanjutnya, masih memasuki bangunan umum dan pelayanan kesehatannya dibantu oleh Dinas Kesehatan, Polri, dan TNI setempat.
"Pengungsi relatif tenang karena status awas disampaikan pada pagi hari sehingga persiapan lebih baik. Kami sudah sampaikan logistik, seperti beras, mie instan, dan telur untuk masak," kata Pastika.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, bantuan logistik akan segera diberikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). "BNPB tidak ada masalah," kata Luhut.
Selain itu, dia menyebut TNI telah menyediakan kapal laut untuk mengangkut pengungsi dari Tanjung Benoa menuju Surabaya. "Itu sudah stand by. Masalah alternatif lain kami selesaikan," kata Luhut.
(Lihat: Erupsi Gunung Agung Ancam Pariwisata Bali)
Gunung Agung saat ini masih mengeluarkan abu vulkanik setinggi 4000 meter di atas permukaan laut. Akibat adanya siklon tropis di Selatan Jawa, arah angin di sekitar Gunung Agung saat ini berubah ke arah Selatan dan Barat Daya.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, Banyuwangi akan terimbas abu vulkanik dari Gunung Agung akibat berubahnya arah angin tersebut. Ia memperkirakan hal ini akan terus terjadi hingga 1 Desember 2017.
"Karena siklon, masih diprediksi intensitas hujan meningkat 50 milimeter per hari. Ini hujan ekstrim, terutama untuk penerbangan dan angin kencang 30 knots disertai kilat. Gelombang laut pun diperkirakan meningkat," kata Dwikorita.
(Baca: Erupsi Gunung Agung, Menpar Pesimistis Target Turis Asing Tercapai)