Di Bawah Pagu, Kontrak Proyek LRT Palembang Rp 10,9 Triliun

Arief Kamaludin | Katadata
Penulis: Muhammad Firman
Editor: Pingit Aria
17/2/2017, 07.00 WIB

Kementerian Perhubungan dan PT Waskita Karya (Persero) Tbk menandatangi adendum kontrak pembangunan prasarana Light Rapid Transportation (LRT) Palembang di Provinsi Sumatera Selatan. Berbeda dengan nilai kontrak sebelumnya Rp 12,5 triliun, dalam adendum ini dilakukan perubahan nilai kontrak menjadi Rp 10,9 triliun.

Penandatangan tersebut dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembangunan Kereta Api Ringan/LRT, Suranto dengan Kepala Divisi 1 PT Waskita Karya (Persero) Tbk, Joko Herwanto. Berbeda dengan LRT Jabodebek, pemerintah akan menanggung ongkos pembangunan LRT Palembang.

 “Menteri Perhubungan sudah menyetujui hasil evaluasi sehingga sudah efektif. Sehingga karena ada perbedaan nilai, kontrak kita amandemen dengan hasil evaluasi dari konsultan sebesar Rp 10,9 triliun," kata Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pembangunan Kereta Api Ringan/LRT Suranto di kantor Kementerian Perhubungan, Kamis (16/2).

Baca juga: Kemenhub Minta Anggaran Tahun Depan Naik Rp 4 Triliun)

Sebelumnya pada tanggal 30 Juni 2015 lalu, telah ditandatangani kontrak pagu senilai Rp 12,5 triliun. Besaran addendum kontrak yang ditandatangani saat ini merupakan hasil evaluasi konsultan SMEC International Pty Ltd yang ditunjuk berdasarkan kontrak pada 14 Oktober 2016.

Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Prasetyo Boeditjahjono mengatakan bahwa progress pembangunan fisik prasarana LRT Sumatera Selatan saat ini sudah mencapai 34 persen. Ia mengatakan, lokasi pembangunan dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin sampai dengan Komplek Olah Raga Jakabaring.

Sementara, saat ini sedang dilakukan pembangunan jembatan Sungai Musi yang diharapkan selesai pada Desember 2017. “kita optimis pembangunan tersebut akan selesai sesuai target (30 Juni 2018), dan dapat mensukseskan penyelenggaraan Asian Games 2018,” katanya.

Kepala Divisi 1 PT Waskita Karya (Persero) Tbk, Joko Herwanto mengatakan hingga akhir tahun progres pembangunan LRT Palembang bisa rampung sampai 85 persen. "Akhir tahun ya jadi sekitar 85 persen selesai," katanya.

(Baca juga: Adhi Karya Teken Proyek LRT meski Pendanaan Belum Jelas)

Sekedar informasi, pembangunan LRT Palembang di Sumatera Selatan dengan total panjang 23,4 kilometer menggunakan lebar jalur 1067 milimeter. Ruang lingkup pembangunan terdiri dari jalur sebagian besar merupakan jalur layang, 13 stasiun, fasilitas operasi (termasuk 9 gardu listrik) dan 1 depo dengan kapasitas 14 train set. Masing-masing train set terdiri dari 3 kereta yang masing-masing berkapasitas 180-250 penumpang. 

Pembangunan LRT Palembang ini telah dimulai sejak 21 Oktober 2015 dan ditargetkan akan selesai pada 30 Juni 2018 dengan tujuan meningkatkan transportasi perkotaan melalui percepatan waktu tempuh, mengurangi kemacetan serta meningkatkan keselamatan transportasi di Sumatera Selatan.

Reporter: Muhammad Firman