Salah satu agenda kunjungan kerjanya ke wilayah timur Indonesia, Presiden Jokowi meresmikan Bandar Udara Miangas, Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara. Dia pun menyempatkan diri untuk berkeliling Miangas yang merupakan pulau paling utara Indonesia ini.
Menggunakan bus, Jokowi bersama Ibu Iriana didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dan Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey. Lokasi pertama yang dikunjungi Tugu Garuda. Tugu ini menjadi salah satu bukti Miangas masuk dalam wilayah Indonesia.
Pulau Miangas hanya memiliki penduduk sebanyak 800 jiwa. Mata pencaharian penduduknya mayoritas sebagai nelayan. Adapun total luas pulau ini hanya 3,2 kilometer persegi. Miangas berbatasan langsung dengan Filipina. Jarak dari Miangas ke Filipina hanya 48 mil laut. Sedangkan ke Melonguane, Ibukota Kabupaten Kepualauan Talaud, jaraknya mencapai 129 mil laut dan ke Manado memiliki jarak 227 mil laut.
(Baca: Pemerintah Targetkan Industri Perikanan Jadi Nomor 1 di Asia)
"Inilah keadaan riil Pulau Miangas yang menurut saya perlu perhatian. Perhatian yang lebih baik lagi. Yang pertama, bandaranya kan sudah tapi di sini kan juga memerlukan hal-hal yang lain," ujar Presiden Joko Widodo, dalam keterangannya di Miangas, Sulawesi Selatan, Kamis (19/10).
Dalam peninjauannya, Jokowi menemukan sejumlah permasalahan yang ada di Pulau Miangas. Salah satunya adalah harga bahan bakar minyak (BBM) yang cukup tinggi. Pengirimannya sering terlambat, sehingga membuat harga BBM di pulau tersebut mencapai Rp 20.000 – Rp 30.000 per liter.
Dalam hal informasi, masyarakat Pulau Miangas lebih mudah menangkap sinyal radio negara tetangga, seperti Filipina. Sedangkan siaran Radio Republik Indonesia (RRI) masih sulit dijangkau. Namun, siaran Televisi Republik Indonesia (TVRI) sudah bisa diterima dengan baik. Jokowi berjanji akan perintahkan RRI untuk menguatkan siarannya di daerah tersebut.
(Baca: ESDM Minta Tambahan Rp 1,3 Triliun untuk Jaringan Listrik Pulau Terdepan)
Salah satu yang menjadi perhatian Presiden adalah pelayanan kesehatan. Masyarakat di pulau ini masih kekurangan tenaga kesehatan. "Puskesmasnya ada, tapi dokternya yang tidak ada. Nanti kami cari dokter, urusannya ke Pak Gubernur dan Bu Bupati," kata Presiden.
Selain Bandara Miangas, Jokowi juga meresmikan Terminal Penumpang Bandara Tanjung Api, Tojo Una-Una, dan Terminal Penumpang Bandara Kasiguncu, Poso. Pembangunan dan infrastruktur transportasi darat ini merupakan upaya pemerintah untuk membangun konektivitas antar pulau maupun juga intra pulau.
Sekadar informasi, Bandara Miangas memiliki landasan sepanjang 1.400 x 30 meter dan dengan luas gedung terminal 356 meter persegi. Bandara ini mulai dibangun pada 2012 dan selesai pada pertengahan 2016, dengan menghabiskan anggaran Rp 320 Miliar. Dengan adanya bandara, Pulau Miangas bisa terhubung lebih cepat dengan Talaud, Tahuna, Kepulauan Siau, dan Manado.
Jokowi menegaskan pentingnya membangun wilayah perbatasan sebagai daerah terluar Indonesia. Selain meningkatkan kesejahteran masyarakat, menumbuhkan rasa nasionalisme, Indonesia sentris, memberantas terorisme serta pencurian ikan atau illegal fishing.
(Baca: Bertebar Ladang Migas, Jokowi Akan Perkuat Keamanan Natuna)
Tidak hanya di Miangas, Jokowi juga menyatakan pemerintah akan terus membangun infrastruktur di wilayah perbatasan seluruh Indonesia, seperti perbatasan di Nusa Tenggara Timur, perbatasan di Timor Leste, perbatasan di Papua Nugini, hingga perbatasan di Entikong.
Pemerintah ingin masyarakat di perbatasan dan pulau-pulau terdepan semakin bangga menjadi warga Indonesia. Sehingga akan semakin semangat untuk menjaga Tanah Air dan keutuhan bangsa. Makanya Jokowi menyatakan pemerintah akan terus bertekad membangun jalan di daerah perbatasan, pos perbatasan, termasuk memperbaiki pelayanan publik di wilayah terdepan.
"Kita tunjukkan ke negara tetangga, bahwa beranda depan Indonesia itu daerah yang dirawat, dibangun dan patut kita banggakan," ucap Presiden.