Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang terletak di bagian barat Indonesia, tepatnya di Pulau Sumatera dengan ibu kota Medan. Dilihat dari sejarahnya, Sumatera Utara sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda yang kemudian disebut Gouverment van Sumatera dengan wilayah meliputi seluruh pulau Sumatera. Untuk pemerintahan daerahnya dipimpin Gubernur dan berpusat di kota Medan.
Sumatera Utara merupakan gabungan dari tiga kecamatan, yaitu Karesidenan Aceh, Karesidenan Sumatra Timur, dan Karesidenan Tapanuli. Selain kaya dengan pemandangan yang indah, Sumatera Selatan memiliki beberapa rumah tradisional yang diakui dunia.
Rumah Adat Sumatera Utara
Dilansir Bpkp.go.id, penduduk Sumatera Utara menurut golongan etnis terdiri dari penduduk asli Sumatera Utara, penduduk asli pendatang dan penduduk asing.
Golongan pribumi pendatang adalah suku: Jawa, Sunda, Bali, Ambon, Minahasa, Banjar, Palembang, Riau, Minangkabau dan lain-lain, sedangkan penduduk asing adalah orang-orang Arab, India, Cina dan bangsa-bangsa lain.
Penduduk Sumatera Utara sekitar 80% tinggal di desa-desa sebagai petani, sedangkan sisanya tinggal di kota sebagai pedagang, pegawai, tukang dan sebagainya.
Sementara itu, penduduk asli Sumatera Utara terdiri dari suku Melayu, Batak Karo, Simalungun, Pakpak/Dairi, Batak Toba, Mandailing, Pesisir dan Nias. Suku-suku tersebut memiliki budaya dan tradisi yang berbeda-beda, termasuk rumah adat tradisional.
Umumnya, masyarakat asli Sumatera Utara ini memiliki rumah tradisional beragam, dengan desain dan keunikan tersendiri, sesuai tradisi dan budaya masing-masing suku. Berikut adalah nama-nama rumah adat di Sumatera Utara.
1. Rumah Adat Batak Toba
Rumah Adat Batak Toba biasanya memiliki ciri khas berbentuk panggung dengan tiang pancang yang kokoh. Untuk masuk, Anda harus menggunakan tangga. Rumah Adat Batak Toba terbuat dari papan dan beratap ijuk. Pada bagian atap depan, Anda akan menemukan hiasan kepala kerbau dan pada bagian belakang dihiasi dengan ekor kerbau.
Jika Anda tertarik untuk melihatnya secara langsung, Anda bisa mengunjungi kawasan Toba khususnya di Kabupaten Samosir, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten Tapanuli Utara. Rumah Adat Batak Toba bernama Jabu Bolon (Jabu: Rumah) dan (Bolon: Besar).
Rumah panggung umumnya dihuni 4-6 keluarga yang tinggal bersama. Jika di daerah lain, rumah panggung sengaja dibuat untuk menghindari serangan binatang buas. Namun, rumah panggung adat bolon dibuat agar memiliki kolong rumah. Bagian ini digunakan sebagai kandang hewan untuk peliharaan orang batak, seperti babi, ayam, dan kambing.
2. Rumah Adat Pakpak
Suku Pakpak bermukim di distrik Dairi dan Pakpak Bharat. Kedua kabupaten ini dulunya satu, namun seiring berjalannya waktu Kabupaten Pakpak Bharat berkembang. Rumah Adat Pakpak bernama Jerro. Bentuk rumah adat Pakpak sama saja dengan rumah adat lainnya di Sumatera Utara yang umumnya menggunakan tangga dan juga tiang.
Rumah Pakpak memiliki bentuk yang khas dan terbuat dari kayu serta atap dari bahan ijuk. Bentuk desain rumah adat ini selain sebagai wujud seni budaya Pakpak, juga bagian dari rumah adat Sumatera Utara yang memiliki makna tersendiri.
3. Rumah Adat Mandailing
Suku mandailing terletak di provinsi sumatera utara yang berbatasan langsung dengan provinsi riau. Mandailing terkenal dengan wisata alamnya yang mempesona dan kearifan lokal yang begitu erat dipegang oleh penduduk setempat.
Rumah Adat Mandailing dapat ditemukan di Kabupaten Mandailing Natal, sebagian dari Kabupaten Padang Lawas dan Kabupaten Tapanuli Selatan.
Nama rumah adat Mandailing bernama Bagas Godang. Bagas dalam bahasa Mandailing berarti rumah sedangkan Godang berarti banyak.
Kawasan Mandailing terkenal dengan wisata alamnya yang memukau. Dan budaya kearifan lokal yang begitu erat dipegang oleh penduduk setempat. Rumah Adat Mandailing dapat ditemukan di kabupaten Mandailing Natal.
Kabupaten ini merupakan bagian dari Kabupaten Padang Lawas dan Tapanuli Selatan. Rumah adat Sumatera Utara ini biasa disebut Bagas Godang. Arti Bagas dalam bahasa mandailing berarti rumah, sedangkan godang berarti banyak.
4. Rumah Adat Nias
Nias adalah suku yang mendiami Kepulauan Nias. Nias terkenal sebagai destinasi wisata bahari terbaik di Sumatera Utara. Sebagai salah satu ikon pariwisata, Nias banyak dikunjungi wisatawan karena keindahannya. Tak hanya itu, budaya megalitik Nias diperkirakan tertua di Indonesia.
Rumah adat Nias Utara, Nias Selatan dan Nias Barat hampir sama, hanya berbeda atapnya. Nama rumah adat Nias adalah Omo Sebua.
Rumah adat Nias dinamai Omo Hada, bentuk rumah adat ini merupakan panggung adat masyarakat Nias. Selain itu, ada juga rumah adat Nias dengan desain yang berbeda, yaitu Omo Sebua.
Rumah adat Sumatera Utara yang satu ini merupakan tempat tinggal bagi para kepala negara (Tuhenori), kepala desa (Salawa), atau bangsawan. Rumah adat Nias dibangun di atas tiang kayu nibung yang tinggi dan besar, serta Rumbia. Bentuk denahnya bulat telu, untuk wilayah Nias Utara, Timur dan Barat.
5. Rumah Adat Melayu
Suku Melayu yang terletak di Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Langkat, Kabupaten Batubara, Kabupaten Serdang Bedagai dan Kabupaten Labuhan, Suku Melayu memiliki peran besar dalam perkembangan Kota Medan sebagai kota terbesar ketiga di Indonesia.
Rumah Adat Melayu Deli identik dengan penggunaan warna kuning dan hijau. Dinding dan lantainya terbuat dari papan, sedangkan atapnya menggunakan ijuk. Rumah Adat Melayu Deli memiliki desain yang unik. Jika ingin melihat secara langsung, Anda bisa mengunjungi kawasan Tembung.
Adat Melayu juga dapat dijumpai di Kota Medan, Kecamatan Deli Serdang, Kabupaten Langkat, Kabupaten Batu Bara, Kabupaten Labuhan, dan Kabupaten Serdang Begadai.
Orang Melayu memiliki peran sangat penting di Medan sebagai kota terbesar ketiga di Indonesia. Rumah Adat Melayu Deli identik dengan warna kuning dan hijau, serta dinding dan lantainya terbuat dari papan. Sedangkan atapnya menggunakan ijuk.
6. Rumah Adat Simalungun
Simalungun adalah kelompok etnis yang berada di Simalungun dan Pematang Siantar. Rumah Adat Simalungun dinamai Rumah Bolon. Perbedaan dari rumah adat Toba, Pakpak, dan Karo jika dibandingkan dengan Simalungun adalah bentuk atapnya yang unik, didesain berbentuk limas. Rumah Simalungun dapat ditemukan di Simalungun dan Pematang Siantar.
Rumah adat ini diberi nama Rumah Bolon. Rumah adat ini memiliki perbedaan dengan yang lain, karena bentuk atapnya yang unik dan didesain berbentuk limas.
7. Rumah Adat Angkola
Angkola merupakan suku bangsa yang mandiri, meski banyak yang menyamakannya dengan Mandailing. Rumah adat Angkola masih disebut Bagas Godang, hanya saja ada beberapa perbedaan di antara keduanya.
Rumah adat Angkola menggunakan ijuk sebagai atap dan juga papan sebagai dinding dan lantai. Keunikannya terletak pada warna dominan yang digunakan seperti hitam dan putih.
8. Rumah Adat Karo
Rumah Karo biasanya disebut sebagai rumah adat Siwaluh Jabu. Siwaluh Jabu sendiri memiliki arti atau makna sebuah rumah yang dihuni oleh delapan keluarga. Setiap keluarga memiliki perannya masing-masing di dalam rumah.
Rumah adat Sumatera Utara ini tinggi, di mana dalam satu rumah bisa dihuni satu keluarga besar. Jumlahnya bisa terdiri dari empat hingga delapan keluarga batak. Di rumah tidak ada rahasia atau pemisah, jadi satu ruangan lepas. Namun, pembagian ruang tetap ada, yakni perdebatan dengan garis adat yang kuat, meski garisnya tidak terlihat.
Setiap ruangan memiliki nama dan siapa saja yang harus menghuni ruangan tersebut, juga telah ditentukan oleh adat.