Penyelenggaraan Pekan Olah Raga Nasional (PON) XX diperkirakan akan mendongrak pertumbuhan ekonomi Papua sebesar 0,7-1,1%. Pertumbuhan ekonomi Papua, secara keseluruhan, pun diharapkan bisa melesat hingga 14% pada 2021.
Sebagai informasi, produk domestik bruto (PDB) Papua tumbuh sebesar 13,14% (year on year) pada kuartal II tahun ini.
"Dampaknya memang akan signifikan sekitar 0,7-1,1%. Itu tambahannya ya ke pertumbuhan sehingga kita bisa berharap di akhir tahun ada di atas 14%," tutur Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua Naek Tigor Sinaga, kepada Katadata, Sabtu (9/10).
Dia menjelaskan nominal kontribusi 0,7-1,1% terhadap PDB selama pagelaran PON diperkirakan mencapai Rp 1,2-1,5 triliun.
"Ada 26 ribu atlet, ofisial, dan pantia pelaksana jadi otomatis akan berpengaruh ke ekonomi," katanya.
Tambahan sebesar 0,7-1,1% ke pertumbuhan ekonomi hanyalah kontribusi pada saat pelaksanaan PON yang berlangsung pada 2-15 Oktober tahun ini.
Jauh sebelum pesta PON digelar, event olahraga terbesar tanah air tersebut sudah memberikan suntikan pertumbuhan ekonomi Papua dari berbagai sektor.
"Utamanya dari konstruksi karena kan ada pembangunan venue dan lain-lain. Itu kan sejak 2016 dan nilainya hampir Rp 5,2 triliun untuk pembangunan venue," tambah Naek Tigor.
Jika sektor konstruksi berkontribusi besar sebelum penyelenggaraan PON maka transportasi, akomodasi makanan dan minuman, pariwisata, serta perdagangan menjadi sektor yang paling diuntungkan selama PON XX.
Dengan ada puluhan ribuan atlet dan ofisial maka kebutuhan akan transportasi seperti mobil, bus, ataupun kendaraan lain meningkat pesat selama PON.
"Sebagian besar atlet dan ofisial kan datang ke Papua dengan angkutan udara sehingga pertumbuhan sektor transportasi besar. Hotel-hotel kan penuh semua jadi sektor akomodasi ini naik pesat,"tambah Naek Tigor.
Sektor UMKM juga akan mendapat berkah dari pagelaran PON. Sektor UMKM menjadi sangat hidup selama PON karena permintaan terhadap makanan, oleh-oleh, cenderamata, serta minuman meningkat.
Salah satu produk yang laris selama PON adalah kopi. Menurut Tigor, dalam kurang sepekan, transaksi nya mencapai Rp 0,5 miliar.
"Kita berpikir kalau tidak ada pandemi seharusnya pariwisata bisa dorong lebih tapi ada pandemi jadi terbatas (dampaknya),"tuturnya.
Dia menambahkan penyelenggaraan PON juga menggerakan ekonomi Papua di sektor non-pertambangan dan penggalian.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Pada tahun 2020, ekonomi Papua tumbuh 2,32% di mana sebagian besar disumbang oleh tambang.
Jika kategori pertambangan dan penggalian dikeluarkan maka ekonomi Papua terkontraksi 3,51% pada tahun 2020.
"Sisi positifnya dari PON ini maka sektor non-tambang bisa tumbuh sekitar 1-2%," ujarnya.
Sebelumnya, dikutip dari Antara, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan penyelenggaraan PON akan meningkatkan ekonomi terutama di sektor transportasi khususnya angkutan udara, hotel, restoran, wisata, dan beberapa aktivitas sektor riil lainnya.
Dengan demikian, konsumsi masyarakat di sektor-sektor tersebut pun akan tumbuh kembali, dari yang sebelumnya sempat menurun karena pandemi COVID-19.
Selain meningkatkan konsumsi, Iskandar menyebut produksi beberapa barang kebutuhan perhelatan PON Papua juga akan meningkat, sehingga menghidupkan kembali industri di sana.
"Produksi makanan dan minuman, seragam, dan cenderamata akan meningkat," ucap Iskandar, seperti dikutip dari Antara.
Selain konsumsi, PON di Papua juga akan mendorong pertumbuhan investasi dalam jangka pendek, khususnya pada bangunan tempat penyelenggaraan kegiatan tersebut.
PON di Papua merupakan yang pertama kalinya digelar di provinsi tersebut. Selain Papua, ada lima provinsi yang pernah yang menyelenggarakan PON, yaitu Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, dan Riau.
PON Papua diikuti sekitar 10.000 atlet dan ofisial dari 34 provinsi. Ada 37 cabang olahraga yang dipertandingkan yang meliputi 56 disiplin olahraga dengan 679 nomor pertandingan dan diikuti sekitar