Provinsi Lampung cukup dikenal dengan kopi dan keripik pisang yang kerap dijadikan buah tangan para wisatawan. Namun, daerah ini menyimpan banyak hasil bumi yang beragam.
Melansir buku Menyeruit, Yuk! Kuliner Lampung dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Lampung juga terkenal dengan Taman Nasional Way Kambas (TNWK) yang telah ditetapkan sebagai Taman Warisan ASEAN. Selain itu, bumi ruwa jurai ini juga
terkenal dengan wisata kuliner yang menggugah selera.
Enam sungai besar dan puluhan anak sungai yang mengaliri Lampung membuat daerah ini akrab dengan olahan ikan. Hal itu turut andil membentuk selera masyarakat asli Lampung dan pendatang. Bahkan, hasil panen yang melimpah menjadikan daerah yang dijuluki tanah lada ini sebagai lumbung ikan di Sumatera.
Ikan menjadi salah satu lauk yang selalu hadir dalam setiap masakan Lampung. Olahannya bisa menjadi berbagai masakan yang khas dari daerah ini. Uniknya, setiap masakan yang hadir memiliki filosofi berbeda-beda. Hal itu karena orang Lampung begitu mencintai dan menjaga kebudayaanya.
Masyarakat Lampung selalu ingin membahagiakan keluarga dan juga tamu yang berkunjung. Hal ini tertuang dalam falsafah hidup rakyat Lampung, Piil Pesengiri yang bermakna menjaga kehormatan keluarga dan berjiwa besar.
Orang Lampung juga mempunyai kebiasaan untuk berkumpul. Ada pertemuan tak resmi yang disebut meput lesung yang artinya berkumpul sambil makan bersama.
Makanan Khas Lampung
Saat ini tidak sulit untuk mendapatkan masakan khas Lampung. Pemerintah daerah dan pengusaha juga memiliki semangat tinggi untuk mengenalkan masakan tradisional ke khalayak ramai. Tempat-tempat khusus diciptakan agar wisatawan lokal maupun wisatawan asing dapat dengan mudah menikmati kuliner Lampung.
Berikut 10 makanan khas Lampung serta keunikannya masing-masing.
1. Seruit
Seruit merupakan salah satu makanan khas Lampung yang sering dihidangkan saat ada acara keluarga, pernikahan, acara adat serta acara keagamaan. Sementara itu, seruit juga sering dijadikan makanan pokok yang dikonsumsi sehari-hari oleh masyarakat Pepadun.
Hidangan ini dibuat dari ikan bakar yang dicampur dengan berbagai sambal terasi khas kota BAndar Lampung, seperti tempoyak ataupun mangga.
Jenis ikan yang digunakan untuk Seruit umumnya adalah ikan air tawar yang mudah ditemui di sungai-sungai. Ikan yang paling sering digunakan adalah ikan yang berasal dari sungai seperti ikan baung, ikan balide, ikan lais dan lainnya. Makanan ini biasanya disajikan bersama lalapan berupa petai, jengkol, timun, daun singkong dan adas.
Pada 2011, Museum Rekor Indonesia mencatat sebanyak 4.937 orang mengikuti tradisi nyeruit dalam acara makan bersama di lapangan Enggal, BAndar Lampung sehingga memecahkan rekor menyeruit dengan peserta terbanyak.
Nyeruit merupakan sebutan untuk menggambarkan kegiatan masyarakat saat menyantap bersama-sama sambal seruit.
Proses menyantap inilah yang unik dari nyeruit. Masyarakat Lampung yang pada dasarnya senang berkumpul dan bersilaturahmi, memanfaatkan seruit sebagai makanan yang disantap saat berkumpul bersama-sama.
Memakan seruit tidak terasa nikmat jika dilakukan sendirian dengan rasa seruitnya yang “ramai” pedas, asam, asin.
2. Gulai Taboh
Gulai Taboh merupakan makanan khas daerah Lampung pesisir yang memiki cita rasa gurih. Makanan ini selalu disajikan saat gelaran acara adat dan menjadi menu wajib.
Gulai Taboh diolah dengan bahan utama ikan laut atau ikan sungai. Ikan sungai yang digunakan biasanya adalah mujair yang sebelumnya telah diasap semalaman atau disebut iwa tapa semalam.
Jika menggunakan iwa tapa semalam, campuran gulai taboh hanya dibumbui keluak saja. Namun, apabila bahan utamanya ikan laut akan ditambahkan kacangkacangan, buah melinjo, labu kuning, ubi jalar, dan sayuran lain untuk dimasak dengan santan.
Beragam jenis sayuran yang menjadi bahan campuran mencerminkan masyarakat pesisir yang begitu terbuka terhadap suku lain. Letak geografisnya yang berada di pinggir pantai memungkinkan masuknya pendatang dari berbagai wilayah di Indonesia ataupun dari luar negeri.
Cara menyantap gulai taboh cukup unik. Kuah gulai taboh biasanya diseruput dan dinikmati dengan nasi hangat.
3. Pindang
Masakan berkuah ini juga tak boleh dilewatkan. Pindang sering disandingkan dengan kesegaran tomyam, masakan dari Thailand. Kendati demikian, pindang tetap mendapat tempat di hati pemujanya sebagai makanan khas Lampung.
Pindang bisanya disajikan dengan kuah berwarna kuning. Pindang khas Lampung memiliki cita rasa asam gurih dengan aroma yang sangat kuat. Aroma yang kuat ini berasal dari daun kemangi yang dicampurkan ke dalam kuah.
Pindang berbahan dasar ikan air tawar. Namun, bukan tidak mungkin masyarakat di daerah Pesisir menggunakan udang dan ikan laut sebagai bahan dasar utamanya. Kunci dari kesegaran pindang ini berasal dari kualitas ikan yang dimasak.
Kabupaten Tulangbawang, sejak zaman BelAnda, dikenal sebagai lumbung ikan air tawar di Lampung. Sungai-sungai di Tulangbawang menjadi tempat berkembang biaknya berbagai jenis ikan air tawar, seperti gabus, lais, nila, dan baung.
Pindang paling tepat dinikmati saat siang hari. Bersama dengan nasi hangat dan lalapan, pindang akan melengkapi menu makan siang. Masakan ini juga selalu tersaji saat masyarakat Lampung nyeruit bersama.
4. Satai Ikan Tuhuk
Masyarakat yang bermukim di Pesisir Barat Lampung sangat mengenal ikan blue marline atau biasa disebut ikan tuhuk. Ikan tersebut merupakan ikan perairan laut dalam Samudera Hindia yang biasa ditangkap oleh nelayan sekitar.
Daging ikan tuhuk sangat khas, berbeda dengan ikan laut lainnya. Ikan ini berdaging tebal, manis, dan lembut. Bila diolah, tekstur dagingnya mirip dengan daging ayam. Tidak heran bila berbagai masakan berbahan dasar daging ikan ini menjadi primadona masyarakat, bahkan turis dari mancanegara.
Menikmati satai ikan tuhuk tidak berbeda dengan satai jenis lainnya, yakni dengan bumbu kacang. Hanya saja, bumbu kacang di Pesisir Barat cenderung lebih pedas.
Kandungan omega tiga yang dimiliki ikan tuhuk tak kalah dengan ikan tuna, yang dapat meningkatkan pertumbuhan otak bayi dan janin. Kandungan gizi yang dimiliki dipercaya pula dapat menghindarkan dari penyakit gondok, kejang, kerontokan rambut, dan mencegah kebutaan.
5. Umbu
Umbu merupakan sebuah makanan yang menggunakan bahan utamanya rotan muda. Dalam proses pembuatannya, rotan ini akan direbus sampai lunak. Umbu ini sering dijadikan sebagai bahan dasar sayur seperti oseng ataupun juga bisa dihidangkan dalam bentuk makanan lalapan.
Umbu ini tidak hanya menggunakan rotan sebagai bahan utamanya, namun juga bisa mencampurkan bahan lainnya yang sesuai selera.
Pada dasarnya masyarkat di kota Lampung sudah menjadikan umbu yang terbuat dari rotan ini sebagai makanan untuk dikonsumsi sehari-hari, namun seiring berjalannya waktu membuat membuat rotan pun semakin jarang di temui. Hal inilah yang membuat masyarakat di Lampung hanya membuat umbu saat ada acara adat ataupun acara-acara penting lainnya saja.
6. Engkak
Engkak merupakan makanan yang memiliki rasa yang cukup manis. Bahan utama untuk pembuatan engkak ialah telur dan mentega yang dihaluskan menjadi tekstur yang sangat lembek.
Engkak ini sangat cocok disantap sebagai makanan ringan dan juga sarapan. Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan engkak ialah gula pasir, tepung ketan putih, telur ayam, susu kental manis, santan serta mentega.
Selanjutnya semua bahan tersebut bisa Anda campurkan menjadi satu, lalu aduk hingga merata. Setelahnya Anda bisa memasukan adonan tersebut ke dalam loyang yang sudah dioleskan mentega dan juga di beri alas kertas bersih. Anda juga bisa memanggang kue ini layaknya lapis segit.
7. Gabing
Gabing merupakan makanan yang menggunakan bahan utama batang kelapa yang masih muda atau disebut umbut. Letaknya di dalam batang pohon, berwarna putih gading, dan bertekstur padat.
Proses pembuatan gabing terbilang sangat sederhana, yakni dengan mengiris batang kelapa muda hingga terlihat seperti lempengan kecil yang memanjang dan berukuran 3 hingga 4 cm.
Ada sensasi tersendiri menikmati sayuran berkuah santan ini. Gurihnya santan dan rempah-rempah berpadu dengan manisnya batang kelapa muda, membuat masakan ini begitu unik.
Penyuka sayuran pedas bisa menambahkan cabai ke dalam gabing, Cabai yang digunakan bisa cabai yang telah diolah menjadi sambal atau cabai utuh yang dipotong menyerong dan dimasukkan saat proses pematangan.
8. Sekubal
Sekubal atau juga disebut kue segumpal ini merupakan salah satu jenis makanan khas dari Lampung yang sangat mudah untuk ditemui saat bulan Ramadhan. Makanan asli dari kota Lampung ini terbuat dari santan dan beras ketan. Kue segumpal biasanya disajikan saat ada perayaan adat dan juga saat berbuka puasa.
Memasak sekubal membutuhkan ketelatenan dan kesabaran karena proses pembuatan sekubal membutuhkan waktu delapan sampai sepuluh jam.
Menikmati sekubal sangatlah mudah. Sekubal yang telah dingin dibuka bungkusnya, lalu satu persatu irisan sekubal sepanjang 5 cm kita lepaskan. Setiap irisan sekubal dipisahkan dengan potongan daun pisang.
Penyuka manis dapat menikmati sekubal dengan tape ketan hitam, sedangkan penyuka gurih dan pedas dapat menikmati sekubal bersama bumbu rendang. Rasa sekubal yang nikmat, gurih, dan mengenyangkan, menjadikan makanan ini sebagai makanan favorit yang tak pernah tertinggal saat perayaan besar.
Sekubal juga sering dijadikan oleh-oleh dari Lampung. Hanya saja, panganan satu ini memiliki batas waktu penyimpanan karena tidak mengandung bahan pengawet. Sekubal yang terlalu lama disimpan akan mengurangi rasa dan kekenyalannya.
9. Sambal Asam Kembang
Sambal asam kembang merupakan salah satu makanan khas Lampung yang memiliki rasa cukup lezat dan nikmat. Jika mendengar namanya, Anda pasti mengira sambal ini terbuat dari bahan utama asam.
Namun perlu diketahui, jika dalam proses pembuatan sambal asam kembang ini sama sekali tidak menggunakan asam, melainkan terasi yang dicampur dengan buah kemang, seperti buah mangga muda.
Sambal asam kembang ini juga bisa disantap dengan makanan khas dari kota Lampung lainnya. Selain itu, Anda juga bisa menjadikan sambal asam kembang ini sebagai oleh-oleh dari kota Lampung.