Berkah dari WSBK Mandalika, Okupansi Hotel di Mataram Capai 80%

.ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/nz
Pengendara sepeda motor melintas dekat proyek pembangunan hotel berbintang yang hampir selesai dikerjakan di Mataram, NTB, Senin (4/10/2021). Menurut data Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Mataram, beberapa sumber investasi mulai masuk dan sudah mengajukan izin diantaranya rencana pembangunan hotel berbintang .ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi/nz
Penulis: Maesaroh
15/11/2021, 14.52 WIB

Geliat ekonomi menjelang perhelatan akbar World Superbike (WSBK) di Sirkuit Pertamina Mandalika semakin semarak.  Perhelatan tersebut bahkan membuat okupansi hotel di  Mataram, Nusa Tenggara Barat, melonjak.

Dilansir dari Antara, Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram, NTB, mengatakan perhelatan akbar WSBK pada 19-21 November telah mendongkrak okupansi hotel di Mataram hingga mencapai 80%.

Sebagai catatan, jarak tempuh dari kota Mataram ke Sirkuit Mandalika diperkirakan sekitar 1 jam.

"Perhelatan akbar tersebut sangat mempengaruhi okupansi hotel di Mataram. Data terakhir Jumat pekan lalu, tingkat keterisian hotel di Mataram sudah mencapai 80%," kata Kepala Dinas Pariwisata Kota Mataram H Nizar Denny Cahyadi di Mataram, Senin (15/11), seperti dikutip dari Antara.

Namun, Nizar belum mengetahui berapa proporsi tamu asing dan tamu lokal di hotel-hotel Mataram.  Pihaknya belum mendapatkan laporan dari pelaku usaha hotel apakah didominasi mancanegara atau domestik.

"Pastinya, informasi yang saya dapat dari pengusaha hotel adalah 80 persen kamar hotel sudah di-booking," katanya.

Jumlah kamar hotel di Kota Mataram tercatat sebanyak 4.077 kamar. Namun yang dapat digunakan sekitar 2.777 kamar sebab 1.300 kamar digunakan oleh Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) untuk karantina karyawan.

Sebanyak 2.777 kamar tersebut termasuk tiga hotel yang sebelumnya menjadi rumah sakit darurat COVID-19 yakni Hotel Nutana, Fizz, dan Grand Iin.

"Tapi belum termasuk Hotel Prime Prak di Jalan Udayana. Informasinya mereka akan buka lima lantai," tuturnya.

Secara umum, lanjut Denny, okupansi hotel di Kota Mataram yang sudah mencapai 80% itu juga dipengaruhi oleh kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition).

Denny mengatakan pelaku usaha hotel di Kota Mataram tidak memberikan diskon atau potongan tarif.

Pasalnya, kesempatan saat ini dimanfaatkan untuk mendapatkan pendapatan yang lebih.

"Kalau diskon saat ini seperti belum berlaku. Sebaliknya, sekarang waktunya pengusaha hotel dapat pemasukan setelah lama vakum akibat pandemi," ujarnya.

 Peningkatan okupansi hotel di kota Mataram menjelang WSBK Mandalika merupakan berita positif.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) NTB, Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Bintang pada bulan September 2021  di NTB , termasuk di Mataram, berada di level 38,49%.
Angka tersebut naik dibandingkan Agustus yang tercatat  25,38%.

Jumlah tamu yang menginap di Hotel Bintang pada bulan September 2021 tercatat 36.702 orang yang terdiri dari 36.261 orang tamu dalam negeri (98,80 %) dan hanya 441 orang tamu luar negeri (1,20 %).

Jumlah tamu menginap di Hotel Bintang di bulan September 2021 bertambah sebanyak 10.246 orang atau naik sebesar 38,73%.

Sementara itu, rata-rata lama menginap tamu di Hotel Bintang pada bulan September 2021 sebesar 2,26 hari.

Ini berarti mengalami kenaikan sebesar 0,05 hari dibandingkan Bulan Agustus 2021 dengan waktu 2,21 hari. 

 Sementara itu, Bank Indonesia (BI) memprediksi pertumbuhan ekonomi Nusa Tenggara Barat pada kuartal IV tahun  2021 akan berada di kisaran 5,01-5,81% (year-on-year).

Pertumbuhan salah satunya dipicu ajang WSBK Mandalika, Lombok. Pada kuartal III tahun 2021, pertumbuhan ekonomi di NTB mencapai 2,43%.

"Gelaran WSBK pada 19-21 November 2021 akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi karena multiefek ekonomi dari event besar internasional tersebut, baik di sektor pariwisata, transportasi hingga pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM)," kata kata Kepala Perwakilan BI Provinsi NTB Heru Saptaji, di Mataram, NTB, Minggu, seperti dikutip Antara.



Reporter: Antara