Aktivitas Kegempaan Gunung Merapi Masih Tinggi dan Dalam Level Siaga

ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah/rwa.
Luncuran lava pijar Gunung Merapi terlihat dari Turi, Sleman, DI Yogyakarta, Sabtu (5/2/2022). Menurut data BPPTKG Yogyakarta periode pengamatan 5 Februari 2022 pukul 00.00-06.00 WIB telah terjadi 48 guguran dengan potensi bahaya berupa guguran lava pijar dan awan panas
Penulis: Antara
Editor: Maesaroh
20/2/2022, 08.00 WIB

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan bahwa aktivitas kegempaan Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta selama periode pengamatan 11-17 Februari 2022 masih tinggi.

"Intensitas kegempaan pada minggu ini masih cukup tinggi," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan tertulis di Yogyakarta, seperti dikutip dari Antara, Sabtu (19/2) 

Dalam minggu ini, kata dia, kegempaan Gunung Merapi tercatat tiga kali gempa awan panas guguran (AP), 15 kali gempa vulkanik dangkal (VTB) dan  41 kali gempa fase banyak (MP).

Gunung Merapi juga mengalami 1 kali gempa low frekuensi (LF), 961 kali gempa guguran (RF), 18 kali gempa embusan (DG), dan 9 kali gempa tektonik (TT).

Selain kegempaan, data pengamatan deformasi menunjukkan laju pemendekan jarak tunjam pada pekan ini sebesar 0,5 cm per hari.

 Berdasarkan pengamatan sepekan tersebut, gunung api aktif itu terpantau tiga kali mengeluarkan awan panas guguran ke arah barat daya dengan jarak luncur 2.500 - 2.800 meter.

Selain itu, guguran lava teramati sebanyak 105 kali ke arah barat daya dominan ke Sungai Bebeng dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter.

Sementara itu, berdasarkan analisis morfologi tidak teramati perubahan yang signifikan baik kubah barat daya maupun kubah tengah.

Hanik menyebutkan volume kubah lava barat daya Merapi sebesar 1.670.000 meter kubik dan kubah tengah sebesar 3.007.000 meter kubik.

 BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.

 Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, dan Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

 Sedangkan pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.

Apabila gunung api itu mengalami letusan eksplosif, lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.

Sebelumnya, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan Gunung Merapi di perbatasan DI Yogyakarta dan Jawa Tengah mengalami 128 kali gempa guguran selama periode pengamatan pada Rabu (16/2) pukul 00.00-24.00 WIB.

Selain gempa guguran, pada periode pengamatan itu juga tercatat 17 kali gempa hibrid atau fase banyak, tiga kali gempa embusan, delapan kali gempa vulkanik dangkal, dan satu kali gempa tektonik.

Reporter: Antara