5 Tradisi Maulud Terkenal di Berbagai Daerah Indonesia

ANTARA FOTO/Maulana Surya/tom.
Sejumlah abdi dalem Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat mengarak gunungan jaler saat acara Grebeg Besar di Solo, Jawa Tengah, Minggu (10/7/2022). Acara tradisi Grebeg Besar yang digelar keraton setempat setiap tahun tersebut untuk memeriahkan momen Idul Adha. ANTARAFOTO/Maulana Surya/tom.
Penulis: Tifani
Editor: Intan
19/9/2022, 13.37 WIB

Tradisi Maulud atau mauludan dimaksudkan untuk merayakan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Tradisi ini selalu digelar setiap 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah. Maulid atau Milad dalam bahasa Arab artinya lahir.

Pada hakikatnya, tradisi Maulid Nabi tidak hanya sekadar pengingat sejarah bagi kaum muslim. Tetapi, juga sebagai pengingat umat Muslim dengan sosok Nabi Muhammad SAW yang menjadi inspirasi bagi seorang muslim.

Di Indonesia, umat Islam merayakan Maulid Nabi dengan berbagai cara. Ragam perayaan itu pada umumnya didasarkan pada kebiasaan dan adat istiadat daerah setempat. Tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW mulai berkemang sejak masa Wali Songo. Perayaan itu bertujuan untuk menarik minat masyarakat dalam memeluk agama Islam. Hingga pada akhirnya, tradisi tersebut semakin berkembang sampai sekarang.

Melansir dari laman Kemdikbud.go.id, terdapat beragam tradisi unik yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia dalam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

1. Grebeg Maulud, Yogyakarta

Perayaan tradisi ini sudah ada sejak zaman kesultanan Mataram. Kata "Gerebeg" memiliki arti mengikuti. Secara istilah, artinya mengikuti sultan dan para pembesar keluar dari keraton kerajaan menuju masjid untuk mengikuti perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, lengkap dengan sarana upacara, seperti nasi gunungan dan sebagainya.

Pada puncak acara peringatan Tradisi Maulud tersebut, diadakan suatu penyelenggaraan upacara Grebeg Maulud, yaitu iringan gunungan yang akan dibawa ke Masjid Agung. Di sana, diselenggarakan doa dan upacara persembahan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa. Sebagian gunungan akan dibagi-bagikan kepada masyarakat umum dengan jalan diperebutkan.

2. Panjang Jimat, Cirebon

Panjang Jimat merupakan tradisi perayaan Maulid Nabi yang dilakukan oleh Keraton Cirebon. Upacara ini akan dihadiri oleh ribuan masyarakat dari berbagai daerah. Selain itu, peringatan ini juga turut digelar di makam Sunan Gunung Jati. Makam itu pun akan dipadati oleh orang-orang yang dengan sengaja ingin menghabiskan waktu pada malam Maulid Nabi Muhammad SAW.

3. Walima, Gorontalo

Tradisi Maulud asal Gorontalo ini dikenal sebagai Walima, yang juga tradisi tua semasa kerajaan-kerajaan Islam. Tradisi tersebut sudah dilaksanakan secara turun-temurun antargenerasi. Tradisi Walima diprediksi sudah ada sejak Gorontalo mengenal Islam. Hingga saat ini, tradisi Walima masih terpelihara dengan baik. Bahkan, setiap masjid di seluruh Gorontalo masih melaksanakan tradisi ini.

Pada Tradisi Maulud ini, masyarakat muslim menyiapkan kue-kue tradisional, seperti kolomengi, curuti, buludeli, wapili, dan pisangi yang disusun sedemikian rupa dan diarak dari rumah menuju masjid. Setiap perayaan ini digelar, ratusan warga akan berkumpul dan menunggu di masjid. Mereka sudah siap untuk berebut kue walima yang disediakan ketika memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Kue-kue yang diperebutkan atau dibagikan ke masyarakat diharapkan dapat membawa sebuah keberkahan.

4. Bungo Lado, Pariaman

Tradisi Maulud di Padang Pariaman, Sumatera Barat diberi nama Bungo Lado yang berarti bunga cabai. Bungo Lado merupakan pohon hias berdaunkan uang yang biasa disebut pohon uang. Uang kertas dari berbagai nominal ini nantinya akan ditempel pada ranting-ranting pohon yang dipercantik dengan kertas hias.

Tradisi ini menjadi kesempatan bagi warga dan perantau untuk menyumbang pembangunan rumah ibadah di daerah itu. Uang yang terkumpul akan disumbangkan untuk pembangunan rumah ibadah. Biasanya, tradisi Maulid Nabi ini digelar secara bergantian di beberapa kecamatan.
Jelas sekali, sumbangan Bungo Ladi ini merupakan simbol dari rasa syukur atas nikmat yang telah Allah SWT berikan kepada hamba-Nya.

5. Muludhen, Madura

Tradisi Maulud lainnya adalah Muludhen yang kerap digelar oleh warga Pulau Madura, Jawa Timur. Acara ini biasanya diisi dengan pembacaan riwayat hidup Nabi (barzanji) dan ceramah keagamaan yang juga menceritakan kebaikan Sang Nabi semasa hidupnya. Tepat pada 12 Rabiul Awal, masyarakat akan banyak berkunjung ke masjid untuk merayakan Maulid Agung. Saat merayakannya, para perempuan biasanya akan membawa talam yang di atasnya berisi tumpeng yang dikelilingi oleh beragam buah yang ditusuk dengan lidi dan dilekatkan.