PLN memproyeksikan beberapa proyek pembangunan pembangkit listrik 35 ribu megawatt (MW) akan tersendat imbas pandemi corona. Hal ini lantaran PLN hanya memprioritaskan proyek yang bernilai tinggi untuk terus berjalan di tengah pandemi.
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini menjelaskan bahwa merebaknya wabah Covid-19 telah menyebabkan sejumlah proyek pembangkit listrik terganggu. Meski demikian, dia tak memerinci secara detail proyek yang terganggu dan hanya menegaskan jika proyek yang sudah berjalan tahun ini harus rampung.
"(Proyek) proritas tinggi tetap berjalan, yaitu proyek yang harus selesai 2020. Proyek yang bisa ditunda akan kami tunda dengan mitigasi yang baik," ujar Zulkifli dalam rapat bersama Komisi VI DPR via video conference, Kamis, (16/4).
(Baca: Penjualan Listrik PLN Kuartal I Hanya Naik Tipis Terimbas Corona)
Selain itu, lanjut Zulkifli, pihaknya akan meninjau kembali rencana investasi proyek kelistrikan dengan melihat proyeksi beban dan konsumsi saat ini. Pasalnya, berbagai kebijakan pembatasan sosial membuat konsumsi listrik turun cukup signifikan.
Pada sistem Jawa-Bali, misalnya, dia menyebutkan konsumsi listrik turun hingga 9,55%. Kondisi yang sama juga terjadi di daerah lainnya, namun dengan skala yang berbeda.
PLN pun telah memitigasi risiko penularan virus corona di seluruh lokasi proyek bagi pegawai PLN dan semua pihak yang terlibat di lokasi proyek. Kemudian, memprioritaskan penyelesaian proyek pembangkit, transmisi dan gardu induk yang terkait keandalan.
(Baca: PLN Jamin Pasokan Listrik Aman Selama PSBB Jakarta)
Selain itu mengatasi defisit, menghindari Take or Pay (TOP) pembangkit, TOP gas dengan menaksir dampak pandemi terhadap penerapan klausul kontraktual yang diajukan maupun yang akan diberlakukan oleh PLN.
Kemudian selalu berkoordinasi dengan kontraktor terkait upaya memaksimalkan tenaga kerja yang tersedia dan material lokal sehingga pekerjaan proyek prioritas dapat diselesaikan.
Serta koordinasi dengan kontraktor terkait penjadwalan pengiriman material khususnya dari luar negeri sehingga dapat dilakukan mitigasi dengan harmonisasi jadwal kebutuhan material di lapangan. "Dan koordinasi dengan pabrikan untuk tetap menjaga ketersediaan supply material terpusat," kata dia.
(Baca: PLN Tak Naikkan Tarif Listrik Pelanggan Nonsubsidi hingga Juni 2020)