Imbas dari penyebaran pandemi global virus corona menyebabkan beberapa proyek di Indonesia terancam tertunda. Tak terkecuali proyek hulu minyak dan gas bumi (migas).
Satuan Kerja Khsusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyampaikan, jadwal operasi salah satu proyek migas, yakni Lapangan Merakes yang dikelola oleh Eni East Sepinggan Ltd., diproyeksi bakal tertunda ke tahun depan.
Padahal, proyek ini awalnya ditargetkan dapat onstream September 2020, dengan kapasitas fasilitas produksi mencapai 400 million standard cubic feet per day (MMscfd) dan estimasi produksi 360 MMscfd.
Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno menjelaskan, pengerjaan proyek migas Lapangan Merakes berpotensi terganggu, karena proses demobilisasi para pekerja di lapangan. Selain itu, proses aktivitas pengeboran juga sementara ditunda, lantaran pembatasan perjalanan pekerja ekspatriat, akibat pandemi virus corona.
"Drilling activities-nya juga ditunda karena ekspatriat tenaga ahli tidak bisa traveling. Belum tahu apakah nanti bisa kami recover apa tidak, ya nanti pas kondisi sudah membaik, will see," kata Julius kepada Katadata.co.id, Jumat (27/3).
Meski begitu, Julius meyakinkan, bahwa SKK Migas tetap berupaya agar 12 proyek migas yang dijadwalkan mulai berproduksi pada tahun ini. Pihaknya pun akan terus melakukan koordinasi intensif untuk memitigasi dan melakukan rencana pemulihan pengerjaan proyek migas ini.
"Yang empat kan sudah onstream kemarin, beberapa bulan lalu. Delapan lagi semoga bisa on time juga, meskipun ada potensi mundur, kita usahakan tahun ini dan tetap optimis," kata Julius.
(Baca: Meski Terjadi Pandemi, Konstruksi Proyek Tangguh Train III Tetap Jalan)
Dari 12 proyek migas, empat proyek yang telah beroperasi antara lain, proyek Grati Pressure Lowering yang dioperasikan Ophir Indonesia (Sampang) Pty. Ltd. dengan estimasi produksi 30 mmscfd dan proyek Sembakung Power Plant yang dikerjakan oleh PT Pertamina.
Berikutnya, proyek Randu Gunting yang dioperasikan Pertamina Hulu Energi, dengan estimasi produksi 3 MMscfd dan proyek Buntal-5, yang dikerjakan Medco Energi.
Delapan proyek migas lain yang direncanakan beroperasi tahun ini, antara lain proyek Bukit Tua Phase-3, dengan estimasi produksi 31,5 MMscfd Petronas Carigali Ketapang II. Proyek ini direncanakan mulai operasi kuartal I 2020
Selanjutnya, tiga proyek ditargetkan beroperasi kuartal II 2020, yakni Kompresor Betung yang dikerjakan Pertamina EP, dengan estimasi produksi 15 MMscfd. Berikutnya, Malacca Strait Phase-1, dengan estimasi produksi 3.000 barrel oil per day (bopd) oleh EMP Mallacca Strait.
Terakhir, proyek Meliwis, dengan estimasi produksi 20 MMscfd, oleh Ophir Indonesia (Madura Offshore) Pty Ltd.
Di kuartal III 2020, terdapat tiga proyek migas yang dijadwalkan beroperasi. Ketiga proyek tersebut adalah, Proyek Cantik, dengan estimasi produksi 2,4 MMscfd oleh PT Sele Raya Belida
Kemudian, proyek Kompresor LP-MP SKG-19 dengan estimasi produksi 150 MMscfd oleh Pertamina EP dan proyek Peciko 8A, dengan estimasi produksi 8 MMscfd oleh Pertamina Hulu Mahakam.
Sementara, pada kuartal IV 2020, hanya satu proyek yang ditargetkan beroperasi, yakni Proyek Merakes oleh ENI Indonesia, melalui Eni East Sepinggan.
Adapun, nilai investasi 12 proyek tersebut ditaksir mencapai US$ 1,4 miliar, dengan estimasi produksi minyak sebesar 7.200 bopd dan gas sebesar 520 MMscfd.
(Baca: Inpex: Proyek Blok Masela Terus Jalan Meski Harga Minyak Jatuh)