Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM mencatat realisasi investasi mineral dan batu bara hingga 6 Maret 2020 hanya US$ 192,97 juta atau sekitar Rp 2,79 miliar. Realisasi investasi tersebut baru mencapai 2,52% dari target tahun ini sebesar US$ 7,7 miliar atau sekitar Rp 112,11 triliun.
Padahal pemerintah menargetkan investasi sektor minerba pada 2020 lebih besar dari realisasi tahun lalu Rp 6,5 juta atau sekitar Rp 94,6 triliun. Direktur Jenderal Mineral dan Batu bara Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono mengatakan realisasisi investasi sektor minerba memang berkisar US$ 6-7 milair per tahunnya.
Dengan capaian awal Maret, dia tetap optimistis target investasi tahun ini bisa tercapai. Apalagi pemerintah tengah mendorong investasi dari smelter dan eksplorasi wilayah pertambangan.
"Saat ini ada perusahaan smelter yang bangun, dan mudah-mudahan ini bisa naik lagi karena kami dorong investasi untuk temuan-temuan baru," kata Bambang pada Kamis (12/3).
(Baca: Wabah Corona Ganggu Proyek Smelter dan Berpotensi Kurangi PNBP Minerba)
Realisasi PNPB Awal Maret Hanya Rp 5,86 Triliun
Lebih lanjut Bambang mengatakan penerimaan negara bukan pajak atau PNBP sektor minerba pada tahun ini sebesar Rp 44,34 triliun. Hingga 6 Maret 2020, PNBP minerba hanya Rp 5,86 triliun atau 13,2% dari target.
Pemerintah memang tidak menggenjot PNBP minerba pada tahun ini. Sebab, target PNBP minerba sepanjang 2020 lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang dipatok Rp 45,59 triliun.
Bambang mengatakan target PNBP tahun ini memang lebih kecil dibandingkan tahun lalu. Pasalnya, harga batu bara sedang turun.
"Pada tahun lalu, rata-rata harga US$ 80-90 per ton. Saat ini rata-rata US$ 60 per ton. Jadi kami targetkan produksi 550 juta ton dengan PNBP Rp 44,39 triliun," kata Bambang.
(Baca: ESDM Targetkan Empat Pabrik Smelter Mulai Beroperasi Tahun Ini)