Freeport Dapat Pinjaman Rp 38 Triliun dari 9 Bank untuk Bangun Smelter

Wahyu Dwi Jayanti | KATADATA
Suasana pabrik pemurni tembaga PT Smelting, Gresik, Jawa Timur, Kamis (20/6/2019). Freeport dapat pinjaman 9 bank US$ 2,4 miliar untuk bangun smelter.
19/2/2020, 21.47 WIB

PT Freeport Indonesia (PTFI) menyiapkan pendanaan untuk membiayai proyek smelter di Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Jawa Timur. Salah satunya pinjaman dari 9 bank senilai US$ 2,8 miliar atau Rp 38 triliun.

Direktur Utama Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan proyek ini menelan investasi mencapai US$ 3 miliar atau sekitar Rp 41 triliun. Biaya terbesar dialokasikan untuk engineering, procurement, & construction (EPC).

Namun, ia belum bisa merinci bank mana saja yang terlibat dalam pendanaan. "Apabila sudah berproduksi secara normal, dalam beberapa tahun ini bisa segera lunas," ujar Tony saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Dewan Perwakilan Rakyat di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (19/2).

(Baca: Cerita Claus Wamafma, Putra Papua Pertama yang Jadi Direktur Freeport)

Guna mengejar target rampung tahun 2023, Tony mengatakan pihaknya akan mengebut pembangunan smelter ini mulai Agustus mendatang. Saat ini progres pembangunan smelter tersebut baru mencapai 4,88%. “Pemadatan lahan sedang diselesaikan, dua bulan lagi selesai, lalu kontruksi fisik," kata Tony.

Pembangunan smelter ini sejalan dengan Undang-Undang (UU) Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu bara (Minerba). Perusahaan tambang diwajibkan melakukan pemurnian untuk meningkatkan nilai tambah produk hasil pertambangan.

Melalui tim pengawasan independen (independent verificator), pemerintah akan mengevaluasi progres pembangunan dalam rentan waktu enam bulan sekali. Jika tidak mencapai target yang telah ditentukan setiap enam bulan, maka izin ekspor perusahaan tersebut akan dicabut.

Tak hanya membangun fasilitas pengolahan sendiri, Freeport juga berpeluang kerja sama denhganPT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) untuk membangun smelter. Penjajakan kerja sama itu dilakukan oleh anak usaha Bumi Resources yaitu PT Gorontalo Minerals yang memiliki wilayah konsesi di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.

"Kami sedang ada penjajakan dengan Amman dan Freeport. Sekarang tinggal di mana didirikan, antara Kalimantan, Sulawesi atau Sumbawa," ujar Direktur Bumi Resources  Muhammad Sulthon akhir tahun lalu.

(Baca: ESDM Bidik Investasi Minerba Tahun Ini Naik 18% Jadi Rp 105 Triliun)

Reporter: Fariha Sulmaihati