Pertamina Tarik Pekerjanya dari Lapangan Migas di Irak

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi, gedung Pertamina di kawasan Jakarta Pusat (09/08/2019). Pertamina menarik pekerja keluar dari Irak menyusul konflik Amerika Serikat (AS) dan Iran yang memanas pada akhir pekan lalu.
8/1/2020, 08.49 WIB

Pertamina mengikuti langkah perusahaan migas lainnya untuk menarik pekerja dari blok migas yang berada di Irak. Pasalnya, konflik di Amerika Serikat (AS) dan Iran semakin memanas.

Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menjelaskan perusahaan pelat merah tersebut memilik aset di Lapangan West Qurna 1, Irak. Pertamina bertindak sebagai mitra ExxonMobil yang menjadi operator di lapangan migas tersebut.

"Pertamina untuk sementara menarik para secondee expatriate di Irak. Sementara ditempatkan di Dubai dahulu dan akan kembali ke Irak segera setelah kondisi lebih kondusif," ujar Fajriyah ke Katadata.co.id pada Rabu (8/1).

Biarpun begitu, Lapangan West Qurna 1 tetap beroperasi dengan diawaki staf-staf setempat. Blok West Qurna 1 berlokasi di dekat Basrah, kota besar ke-2 Irak, sekitar 400 kilometer sebelah tenggara ibukota Bagdad.

Ladang raksasa ini memiliki cadangan terambil sekitar 22 Miliar Barel Minyak (BBO). Pemegang saham di blok tersebut terdiri dari ExxonMobil sebesar 25%, PCC sebesar 25%, Oil Exploration Company Iraq sebesar 25%, Shell West Qurna BV sebesar 15%, dan Pertamina sebesar 10%.

"Kami tetap berkomitmen untuk menjadi mitra strategis dan terpilih dalam pengelolaan sumber daya di Irak," ujar Fajriyah.

(Baca: Kronologi Ketegangan AS – Iran hingga Memicu Isu Perang Dunia Ketiga)

Sebelumnya, Chevron telah menarik keluar pekerja ekspatriat dari wilayah operasi migas di utara Irak setelah konflik pecah di Timur Tengah. Dilansir dari Reuters, Chevron menyatakan sejumlah kontingen kecil yang terdiri dari pekerja ekspatriat dan kontraktor sementara telah meninggalkan wilayah operasi migas di Kurdistan.

Perusahaan migas asal AS itu memiliki wilayah operasi migas di Irak yang ditargetkan bisa memproduksi 20 ribu barel minyak per hari (bopd) pada pertengahan tahun ini. Operasi wilayah kerja tersebut dilanjutkan oleh staf lokal dan pekerja ekspatriat bakal bekerja dari jarak jauh.

Halaman: