Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM Arifin Tasrif baru saja melantik Teuku Mohamad Faisal sebagai Kepala Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA). Arifin berharap Faisal dapat mengelola potensi migas di Aceh dengan maksimal.
Arifin yakin ada sumber-sumber migas di Aceh yang perlu dieksplorasi. "Ke depannya kami akan lakukan kegiatan eksplroasi untuk bisa medeteksi sumber-sumber baru sehingga wilayah kerja Aceh tetap untuk jangka panjang," ujar Arifin ketika ditemui di Kementerian ESDM pada Senin (25/11).
Sebelum dilantik sebagai Kepala BPMA, Faisal menjabat sebagai Deputi Operasi BPMA. Faisal bersaing dengan dua kandidat lain untuk memperebutkan jabatan Kepala BPMA, yaitu Muhammad Najib yang menjabat sebagai Deputi Dukungan Bisnis dan Irwan Thaib yang merupakan Senior Manager Business Service Mubadala Petroleum Indonesia.
Setelah dilantik sebagai Kepala BPMA, Faisal mengaku bakal fokus terhadap wilayah kerja (wk) ekplorasi agar bisa segera berproduksi. Pasalnya, banyak wk eksplorasi di Aceh yang perlu waktu lama untuk sampai tahapan eksploitasi.
(Baca: Menteri ESDM Lantik Teuku Mohamad Faisal Jadi Kepala BPMA)
Masalah pengadaan dan perizinan menjadi faktor penghambat pengembangan wk migas di Aceh. Akibatnya, kontraktor tidak bisa menyelesaikan kegiatan eksplorasi tepat waktu.
Untuk itu, Faisal berharap Menteri ESDM dapat membantu BPMA dan Pemerintah Provinsi Aceh untuk menyelesaikan masalah perizinan. Dengan begitu, wk eksplorasi bisa segera berproduksi.
Saat ini terdapat tiga wk migas di Aceh yang sudah berproduksi, yaitu Blok B yang dioperasikan Pertamina Hulu Energi NSB, Blok Malaka yang dioperasikan Medco E&P, dan Blok Pase yang dikelola Triangle Energy Pase Inc.
Selain itu, ada tiga wk eksplorasi di Aceh yakni Blok Andaman III yang dikelola Repsol, Blok Lhokseumawe yang dikelola Zaratex, dan Blok South Blok A yang dikelola Renco Elang Energy.
(Baca: Tiga Nama Terpilih Jadi Calon Kepala Badan Pengelola Migas Aceh)