Listrik Mati Massal di Jawa Bukan Kali Pertama, Tahun Lalu pun Terjadi

ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani
Petani membakar lahan dengan latar belakang Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (Gitet) transmisi Jawa bagian timur dan Bali di Kota Kediri, Jawa Timur, Rabu (5/9). Sejumlah daerah di Jawa Timur dan Bali mengalami pemadaman listrik sementara akibat gangguan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (Sutet) Paiton-Grati, Paiton-Kediri dan PLTU Pacitan.
Penulis: Pingit Aria
5/8/2019, 11.40 WIB

Siapa sangka, listrik mati massal bisa terjadi di Jakarta hingga sebagian Jawa pada 2019, saat pembangkit baru terus dibangun dan rasio elektrifikasi semakin bertambah.

PT PLN (Persero) seharusnya menjamin kelistrikan DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Negara. Namun, pada Minggu (4/8) siang kemarin, Jakarta mati lampu.

Sekitar pukul 12 siang, listrik mati massal diketahui terjadi di kawasan Jabodetabek. Kemudian, laporan serupa muncul dari sebagian wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah ikut terdampak. 

Dalam hitungan menit, kekacauan terjadi. Padamnya lampu pengatur lalu lintas membuat kemacetan terjadi di jalan-jalan utama. Begitu pun sistem pembayaran elektronik ikut bermasalah hingga muncul antrean panjang di pusat-pusat perbelanjaan.

Sementara bus TransJakarta tetap beroperasi dengan pembayaran manual, moda transportasi KRL Commuter Line yang mengandalkan listrik lumpuh hingga malam hari. Tak hanya itu, MRT pun berhenti beroperasi hingga harus mengevakuasi penumpang yang terjebak saat menempuh perjalanan di bawah tanah.

(Baca: Listrik Padam Lebih dari 10 Jam, Ini Penjelasan PLN)

Yang tak biasa, akses komunikasi juga tumbang. Tiga provider telekomunikasi besar seperti Indosat, Telkomsel, dan XL Axiata mengaku layanannya terganggu akibat padam listrik.

Lalu, apakah kejadian seperti ini pernah terjadi sebelumnya? Plt Direktur Utama PT PLN (Persero) Sripeni Inten Cahyani menyebut, insiden terparah listrik mati Jawa-Bali pernah terjadi 22 tahun lalu. “Tahun 1997. Jadi Jawa Bali blackout,” katanya dalam konferensi pers, Minggu (4/9) kemarin.


Halaman:
Reporter: Antara