Realisasi lifting minyak Saka Energi Indonesia, anak usaha Perusahaan Gas Negara (PGN), di Blok Pangkah masih jauh di bawah target. Direktur Utama PGN Gigih Prakoso menyatakan salah satu penyebabnya adalah target yang terlalu tinggi.
Menurut dia, saat membuat perencanaan, Saka sangat agresif menetapkan target lifting. "Makanya sekarang saya minta tim untuk melakukan improvement," kata dia saat ditemui di acara Gas Indonesia Summit and Exhibition, Rabu (31/7).
Ia menjelaskan, ada beberapa proyek hulu migas yang tertunda sehingga lifting tak tercapai. Proyek yang dimaksud yaitu West Pangkah dan Sidayu. Semestinya, salah satu dari proyek di Blok Pangkah tersebut onstream tahun ini. “Itu agak delay, kemudian ada juga beberapa hal yang lain," ujarnya.
(Baca: SKK Migas Persoalkan Realisasi Lifting Rendah Akibat Investasi Lambat)
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi mencatat lifting di Blok Pangkah kelolaan Saka Energy mencatatkan rapor merah. Pada semester I 2019, lifting hanya sebesar 52% dari target sebanyak 5.600 barel minyak per hari.
Saat ini, Saka Energi memiliki 11 hak kelola di blok migas dalam negeri dan satu di luar negeri. Selain Pangkah, blok yang sudah berproduksi adalah Muara Bakau, Bangkanai, Ketapang, Muriah, dan Blok Fasken yang berada di Amerika Serikat.
(Baca: Lifting Migas Rendah, Jonan Minta Pertamina Produksi Migas Lebih Cepat)
Sedangkan lima blok lainnya belum menghasilkan migas karena masih tahap eksplorasi. Blok tersebut adalah West Bangkanai, Wokam II, South Sesulu, Pekawai, dan West Yamdena.
Gigih mengatakan, pada semester II, perusahaan akan mengoptimalkan berbagai kegiatan untuk mendongkrak lifting. "Akan kami genjot, jadi semua upaya termasuk melakukan work over, pengeboran in field, semuanya kita minta supaya produksinya bisa kami pertahankan, enggak turun," kata dia.