Harga Emas Melonjak ke Level Tertinggi dalam Lima Tahun Terakhir

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Petugas menunjukkan imitasi emas logam mulia produk PT Aneka Tambang (Antam) yang dipamerkan di gerai Antam dalam sebuah pameran di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Minggu (9/9).
20/6/2019, 18.22 WIB

Harga emas dunia melonjak ke level tertinggi dalam lebih dari lima tahun setelah bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed), memberikan sinyal pemangkasan bunga acuan. Harga emas semakin mendekati US$ 1.400 per ounce.  

Mengutip Bloomberg, harga emas untuk pengiriman segera sempat mencapai US$ 1.394 per ounce atau melonjak 2,5% dibandingkan perdagangan sebelumnya. Ini merupakan level tertinggi sejak September 2013. Adapun harga emas Comex tercatat sempat menyentuh US$ 1.397 untuk kontrak Agustus 2019.

Harga emas melonjak pada bulan ini seiring meningkatnya permintaan akan safe haven dari investor yang khawatir akan pelemahan ekonomi global. Kekhawatiran tersebut lantaran memanasnya perang dagang antara AS dan Tiongkok. Ditambah lagi, kebijakan dovish The Fed.

(Baca: Risiko Global Meningkat, Harga Emas Berpotensi Terus Menanjak)

Dalam pernyataan terbarunya, Gubernur The Fed Jerome Powell mengatakan pembicaraan dagang mengarah ke ketidakpastian yang lebih besar. Banyak pejabat The Fed melihat bahwa kebutuhan akan kebijakan yang lebih akomodatif semakin menguat. Ini dimaknai investor sebagai sinyal pemangkasan bunga acuan.

Berdasarkan catatan Bloomberg, pelonggaran dan stimulus moneter yang dijalankan AS sebelumnya terbukti membantu mendongkrak harga emas. Harga emas naik hampir 20% ketika suku bunga AS turun pada 2007-2008.

Harga emas kemudian melonjak lebih dari dua kali lipat ke posisi tertinggi sepanjang masa US$ 1.921 pada September 2011, ketika The Fed mempertahankan suku bunga di level terendah untuk mendongkrak perekonomian.

(Baca: The Fed Tahan Bunga Acuan, Rupiah Perlahan Menguat)

Ekonom dari Oversea-Chinese Banking Corp Howie Lee mengatakan, belum jelas berapa besar The Fed akan memangkas suku bunga, namun nilai tukar dolar AS dan imbal hasil US Treasury telah jatuh cukup besar saat ini sehingga mendorong dana mengalir ke logam mulia.

“Jika harga emas menembus US$ 1.400, itu bisa memicu beberapa pembelian yang didorong oleh perhitungan teknikal dan algoritma yang bisa membuat harga emas terus naik ke arah US$ 1.500-US$ 1.600,” kata dia.

Harga emas di dalam negeri juga menanjak seiring kenaikan harga emas dunia. Mengutip logammulia.com, harga emas batangan Antam tercatat Rp 694 ribu per gram pada Kamis (20/6), naik Rp 10 ribu dibandingkan perdagangan sebelumnya.