PT Aneka Tambang (Antam) mencatatkan kinerja bisnis yang positif untuk komoditas nikel dalam lima bulan pertama 2019. Produksi dan penjualan bijih nikel tercatat naik signifikan.
Produksi bijih nikel mencapai 3,98 juta wet metric ton (wmt), tumbuh 25% dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar 3,19 juta wmt. Sedangkan penjualannya tercatat sebesar 3,11 juta wmt, naik 93% dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar 1,61 juta wmt.
Untuk feronikel, produksinya tercatat sebesar 10.736 ton nikel dalam feronikel (TNi), stabil dari periode sama tahun lalu yang sebesar 10.617 TNi. Sedangkan penjualannya tercatat sebesar 10.728 TNi, naik 13% dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar 9.511 TNi.
(Baca: Bulan Mei 2019 Antam Habiskan Dana Eksplorasi Rp 3,57 Miliar)
Direktur Utama Antam Arie Prabowo Ariotedjo menyatakan peningkatan produksi dan penjualan ini dilakukan seiring permintaan yang terus naik. Pihaknya akan menjaga biaya produksi tetap rendah. “Guna memberikan imbal hasil yang positif kepada pemegang saham,” kata dia seperti dikutip dari siaran pers, Rabu (19/6).
Untuk pengembangan bisnis, Arie menjelaskan Antam berfokus pada hilirisasi mineral. Proyek kunci Antam saat ini yaitu pembangunan pabrik feronikel haltim. Pabrik berkapasitas produksi 13.500 TNi tersebut direncanakan mulai produksi pada semester kedua tahun ini.
(Baca: Risiko Global Meningkat, Harga Emas Berpotensi Terus Menanjak)
Selain itu, ada juga proyek pengembangan pabrik nickel pig iron (NPI) di Halmahera Timur, untuk mengolah cadangan bijih nikel kadar rendah. Pabrik tersebut berkapasitas 320 ribu ton NPI atau setara 30 ribu ton nikel. Pabrik hasil kerja sama dengan Ocean Energy Nickel International ini akan memulai fase produksi pada kuartal IV 2020.
Antam juga berfokus pada pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) untuk pengembangan komoditas bauksit. Perusahaan bekerja sama dengan PT Indonesia Asahan Alumuniaum (Inalum) untuk proyek tersebut. Kapasitas pengolahan di smelter tersebut akan mencapai 1 juta ton SGA per tahun.