Risiko Global Meningkat, Harga Emas Berpotensi Terus Menanjak

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Petugas menunjukkan imitasi emas logam mulia produk PT Aneka Tambang (Antam) yang dipamerkan di gerai Antam dalam sebuah pameran di Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.
10/6/2019, 12.25 WIB

Harga emas naik dalam beberapa waktu belakangan. Pada perdagangan Jumat pekan lalu, harga emas di bursa Comex ditutup di level 1.346 per troy ounce, naik nyaris 5% dalam delapan hari perdagangan. Para analis komoditas melihat potensi harga emas mengarah ke level tertinggi sejak 2013.

Harga emas bangkit seiring langkah investor mengantisipasi prospek perlambatan ekonomi dunia dan pemangkasan bunga acuan Amerika Serikat (AS). Prospek tersebut di tengah meningkatnya tensi perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan Tiongkok dan Meksiko.

Bloomberg memberitakan, volatilitas terjadi di pasar saham, imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun mendekati level terendah sejak 2017, dan bank-bank terbesar di Wall Street memperingatkan adanya peningkatan risiko resesi. Kondisi ini meningkatkan permintaan akan emas sebagai safe haven.

“Terdapat cukup elemen risiko dalam outlook ekonomi dunia, masih ada risiko geopolitik, mata uang tampak bergejolak, dan fakta bahwa pasar melihat risiko resesi, pasar modal jelas-jelas dalam ancaman,” kata Head of Market Analysis untuk EMEA and Regional Asia di INTL FCStone Inc Rhona O’Connell, seperti dikutip Bloomberg, Senin (10/6).

(Baca: Potensi Bunga The Fed Turun, Ekonom Ingatkan BI Jangan Telat Merespons)

Halaman: