Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengadakan pertemuan dengan pimpinan Chevron di Houston, Amerika Serikat (AS). Pertemuan tersebut untuk finalisasi proposal pengembangan Proyek Indonesia Deepwater Development (IDD).
Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK) Migas Dwi Soetjipto menyatakan pemerintah ingin proyek IDD cepat berjalan. "Dan memberikan keekonomian yang terbaik bagi negara dan juga investor, demi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat," kata dia melalui keterangan tertulis, Jumat (24/5).
Dalam pertemuan tersebut, Jonan didampingi Duta Besar Republik Indonesia (RI) untuk Amerika Serikat Mahendra Siregar, Wakil Kepala SKK Migas Sukandar, Konsulat Jenderal RI di Houston Nana Yuliana, dan Staf Khusus Menteri ESDM Eddi Hariyadhi.
(Baca: Kunjungi AS, Jonan Bahas Blok Corridor dengan ConocoPhillips)
Manager Corporate Communication Chevron Pacific Indonesia Sonitha Poernomo membenarkan soal pertemuan pimpinan Chevron dengan Menteri ESDM. Namun, dia enggan memberikan informasi mengenai bahasan dalam pertemuan tersebut.
"Pemerintah Indonesia adalah mitra penting bagi Chevron dan kami secara rutin bertemu. Namun sesuai kebijakan, kami tidak bisa mendiskusikan detil dari pertemuan tersebut," ujarnya kepada katadata.co.id.
Chevron sebagai operator proyek IDD telah mendapatkan persetujuan pengembangan proyek IDD sejak 2008. Dalam proposal pengembangan awal disebutkan nilai investasinya sekitar US$ 6,9 miliar sampai US$ 7 miliar. Namun, proposal itu direvisi karena harga minyak naik.
(Baca: Pembahasan Keekonomian Proyek IDD Chevron dan Pemerintah Berjalan Alot)
Chevron kemudian mengajukan angka US$ 12 miliar pada 2013. Namun, proposal itu tidak disetujui pemerintah. Akhir 2015, Chevron kembali mengajukan revisi dengan nilai investasi US$ 9 miliar dengan permintaan insentif investment credit di atas 100%. Proposal itu pun kembali ditolak oleh pemerintah.
Beberapa waktu lalu, Senior Vice President Policy and Government and Public Affairs Chevron Pacific Indonesia Wahyu Budiarto mengatakan pihaknya bersama pemerintah masih membahas mengenai nilai keekonomian proyek minyak dan gas bumi di laut dalam tersebut.
Pembahasan keekonomian proyek IDD memang agak alot karena cara pandang yang berbeda antara Chevron dengan Pemerintah dalam melihat nilai keekonomian. "Bahwa yang kami anggap keekonomian, belum tentu keekonomian buat negara. Apa yang menurut negara cukup untuk kontraktor, belum tentu cukup buat kami. Jadi ini masih jalan," ujarnya.